Abstract :
Supermarket bahan bangunan menjadi pilihan baru dalam berbelanja
kebutuhan bahan bangunan di Indonesia. Hadir sejak tahun 1996 kini supermarket
bahan bangunan sudah menjadi pilihan utama bagi konsumen bahan bangunan
yang memiliki keinginan untuk berbelanja bahan bangunan di tempat yang
nyaman dan bersih serta tertata dengan apik seperti yang mereka biasa rasakan di
supermarket. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan supermarket bahan bangunan
tersebut.
Data penelitian diperoleh dari kuisioner yang disebarkan ke 100 responden
yang juga merupakan konsumen supermarket bahan bangunan yang ada di
provinsi DIY. Untuk mengukur kepuasan konsumen supermarket bahan bangunan
penulis menggunakan 2 metode yaitu perhitungan dengan analisis nilai gap
berdasarkan rumus SERVQUAL dan perhitungan nilai sikap. Lalu penulis
menggunakan Importance-Performance Matrix untuk mengetahui, indikator dan
variabel mana saja yang perlu dipertahankan maupun ditingkatkan kinerjanya.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, didapati bahwa pada pengukuran
kepuasan dengan metode pertama, konsumen merasa tidak puas atas kualitas
pelayanan supermarket bahan bangunan di DIY. Pada metode yang kedua
hasilnya justru berkebalikan, konsumen merasa puas atas pelayanan yang
dirasakan dari supermarket bahan bangunan di DIY. Dari analisis menggunakan
Importance-Performance Matrix, didapati variabel yang sudah baik kinerjanya
adalah variabel Kebijakan. Sedangkan vriabel yang kurang baik dan tidak begitu
dianggap penting oleh konsumen adalah variabel Reliabilitas, Interaksi Personal
dan Pemecahan Masalah. Sementara variabel yang dianggap agak berlebihan
kinerjanya adalah variabel Aspek Fisik.