Abstract :
Perencanaan struktur bangunan baja tahan gempa sangat penting, karena
Indonesia sebagian wilayahnya memiliki kerawanan yang tinggi terhadap gempa.
Salah bangunan yang dirancang tahan gempa adalah Sistem Rangka Bresing
Konsentrik (SRBK). Sistem ini sangat kuat dan kaku sehingga mampu menahan
gaya lateral yang lebih besar dari SRPMK.
Bangunan baja yang dianalisis terdiri dari 2 gedung dengan spesifikasi yang
sama, kecuali ada tidaknya penambahan bresing. Bresing yang digunakan adalah
tipe interved V. Gedung 1 ( tanpa bresing ) dan gedung 2 ( dengan bresing ) terdiri
dari 10 lantai ( termasuk atap) dengan tinggi total 36,9 m, dan terletak di wilayah
gempa 5 tanah sedang. Fungsi bangunan adalah perkantoran dan baja yang
dipakai termasuk BJ 41. Kedua gedung direncanakan dengan analisis statik
ekuivalen dan Gedung 1 menggunakan SRPMK dan gedung 2 SRBK. Selanjutnya
kedua gedung akan dilakukan analisis pushover, sehingga didapat perilaku
seismik dan kinerja strukturnya dari masing-masing gedung.
Hasil analisis pushover menunjukkan bahwa kedua gedung, berdasarkan
target perpindahan masih memiliki taraf kinerja life safety. Berdasarkan ATC-40
gedung 1 level kinerja strukturnya termasuk DC (Damage Control) dan tingkatan
kinerja SP-2. Untuk gedung 2 level kinerja strukturnya IO (Immediate Occupany)
termasuk dalam tingkatan kinerja SP-1. Kurva kapasitas hasil analisis pushover
menunjukkan gaya geser terbesar yang mampu ditahan struktur gedung 1 arah X
sebesar 7286,8901 KN dan arah Y sebesar 9926,5557 KN. Untuk gedung 2 gaya
geser terbesar arah X sebesar 21076,8262 KN dan arah Y sebesar 23984,7344
KN.