Abstract :
Kabupaten Sleman memiliki Gunung Merapi sebagai potensi alam yang
memiliki nilai jual yang berharga. Potensi alam tidak luput dari risiko bencana
erupsi Merapi yang terjadi pada siklus 5 tahunan. Oleh karena itu dibutuhkan
tempat yang mampu memberikan edukasi dan simulasi mengenai hal-hal yang
bersangkutan dengan mitigasi dan kebencanaan gunung Merapi, sehingga
masyarakat lebih tanggap bencana. Taman Edukasi ini memiliki sifat rekreatif dan
dapat diakses oleh masyarakat umum. Beragam kegiatan dapat dilakukan di
Taman Edukasi, sehingga Taman Edukasi ini menjadi Taman Kota yang mampu
memenuhi kebutuhan ruang publik Kabupaten Sleman.
Kegiatan yang dapat dilakukan di Taman Edukasi meliputi : pembelajaran
mengenai Mitigasi dan Kebencanaan Gunung Merapi, pembelajaran mengenai
budaya dan lokalitas Gunung Merapi, simulasi mitigasi bencana Gunung Merapi,
sistim evakuasi, pertunjukan seni budaya, pameran karya, dan kegiatan yang
bersifat wisata. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan
dan tidak terbatas.
Dalam proses perwujudan Taman Edukasi di Yogyakarta dilakukan
analisis terhadap ruang luar dan ruang dalam bangunan dengan tinjauan teori
ruang menggunakan pendekatan analogi taman jepang yang disesuaikan dengan
konsep mitigasi kebencanaan. Prinsip mengenai pendekatan analogi taman jepang
yang akan diterapkan mengacu pada prinsip taman jepang yang dapat disesuaikan
dengan sosial, budaya, iklim,dan geografis. Taman Edukasi di Yogyakarta
merupakan wadah untuk pengembangan dan pelatihan mitigasi kebencanaan
kegunung-apian yang dikemas dalam ruang publik kota yang edukatif. Wujud
pendekatan analogi taman jepang di transformasikan kedalam pengolahan ruang
luar. Sedangkan pendekatan desain diwujudkan dalam bentuk massa bangunan,
struktur bangunan, dan pemilihan material bangunan.