Abstract :
Simpang adalah suatu area kritis pada suatu jalan raya yang merupakan titik
konflik dan tempat kemacetan karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih.
Perkembangan prasarana transportasi yang tidak seimbang dibanding dengan
laju pertambahan kepemilikan kendaraan bermotor merupakan salah satu faktor
penyebab menurunnya kinerja suatu ruas jalan dan simpang. Penurunan kinerja
tersebut akan menimbulkan kerugian pada pengguna jalan baik dari segi waktu,
ekonomi, maupun keselamatan. Penurunan kinerja simpang terjadi salah satunya di
simpang 4 APILL antara Jalan Laksda Adisucipto-Jalan Affandi-Jalan Munggur-
Jalan Urip Sumoharjo yang terletak pada Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyaknya
kendaraan yang melalui jalan tersebut menyebabkan kemacetan pada jam-jam
sibuk. Simpang ini layak mendapat perhatian karena pada saat terjadi peningkatan
konsentrasi oleh banyaknya kendaraan yang melewati jalan tersebut dan baru
dibangunnya salah satu tempat perbelanjaan yang menyebabkan seringnya terjadi
antrian dan kemacetan pada lengan-lengan jalan.
Penelitian ini dilakukan pada hari Rabu, Kamis, dan Sabtu. Dari hasil
penelitian yang dilakukan penulis selama 3 hari yaitu pada hari Rabu, Kamis, dan
Sabtu didapatkan derajat kejenuhan yang paling tinggi yang terjadi pada hari Sabtu
pukul 16.00-17.00 yaitu 1,13 untuk pendekat utara , 0,96 untuk pendekat timur, 0,6
untuk pendekat selatan. Pada pendekat utara dan timur tidak memenuhi syarat yang
dikeluarkan oleh Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia yaitu derajat kejenuhan tidak
boleh lebih dari 0,85.
Oleh karena itu, penulis memberikan tiga alternatif yaitu perubahan waktu
hijau, perubahan desain stage simpang, dan perubahan waktu hijau yang disertai
perubahan desain stage simpang. Dari ketiga alternatif tersebut yang paling
memenuhi syarat adalah alternatif ketiga yaitu perubahan waktu hijau yang disertai
perubahan desain stage simpang dengan derajat kejenuhann 0,55 untuk pendekat
utara , 0,83 untuk pendekat timur, 0,81 untuk pendekat selatan