DETAIL DOCUMENT
METODE DAN MEDIA MENGHAFAL AL-QUR’AN BAGI SANTRI DIFABEL-TUNANETRA DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL QUR’AN SEMAWUNG DALEMAN, KUTOARJO, PURWOREJO
Total View This Week0
Institusion
Universitas Alma Ata
Author
Kholisnawati, Kholisnawati
Subject
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 
Datestamp
2020-04-07 03:51:07 
Abstract :
Latar belakang penelitian ini adalah sedikitnya penghafal Al-Qur?an dikalangan difabel-tunanetra, dan belum adanya teori tentang metode dan media menghafal Al-Qur?an bagi santri difabel-tunanetra. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode menghafal Al-Qur?an yang dilakukan santri difabeltunanetra,untuk mengetahui media menghafal Al-Qur?an santri difabel-tunanetra dan untuk mengatahui faktor kendala dan pendukung proses menghafal Al-Qur?an yang dialami santri difabel-tunanetra di Pondok Pesantren Hidayatul Qur?an. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menjawab rumusan masalah sebagai berikut: (1) metode menghafal Al-Qur?an santri difabel-tunanetra di Pondok Pesantren Hidayatul Qur?an yaitu: Metode Talqin (pendiktean) yaitu metode menghafal AlQur?an dengan cara guru atau pendikte mencontohkan hafalan, lalu penghafal menirukan, jika terdapat kesalahan segera diluruskan. Metode Sima?i merupakan metode menghafal Al-Qur?an dengan cara mendengarkan ayat yang akan dihafalkan. Metode Tasmi? merupakan metode menghafal Al-Qur?an dengan memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada perseorangan maupun kepada jama?ah. Metode Talaqqi adalah memperdengarkan hafalan-hafalan baru kepada guru tahfidz. Metode Muroja?ah adalah menyetorkan kembali hafalan yang telah diperdengarkan kepada guru tahfidz. Metode Takrir merupakan metode menghafal dengan mengulang kembali ayat-ayat yang telah dihafalkan untuk menjaga dari lupa dan salah. Metode Mudarosah Ayatan yaitu santri berkumpul dalam satu majlis dan satu per satu secara berurutan membaca ayat-ayat AlQur?an dengan tidak melihat mushaf, kemudian guru tahfidz secara langsung mengoreksi apabila terjadi kesalahan. (2) Media menghafal Al-Qur?an santri difabel-tunanetra yaitu media Kaset, Tape Recorder dan Al-Qur?an Braille. (3) Faktor kendala: a) Kendala rusaknya Kaset Tape Recorder, b) Kurang menguasai Al-Qur?an Braille, c) Tidak adanya pembimbing khusus menghafal Al-Qur?an bagi santri difabel-tunanetra. Faktor pendukung: a) Dukungan dan do?a dari pengasuh, b) Adanya kegiatan-kegiatan yang menambah kecintaan santri terhadap Al-Qur?an, c) Dukungan dari teman-teman, c) terbantu dengan sering mendengarkan bacaan Al-Qur?an. 
Institution Info

Universitas Alma Ata