Abstract :
Latar Belakang: Sasaran peserta KB aktif mandiri di Indonesia yang ditetapkan
sebesar 49,6% telah tercapai sebesar 44,2% atau hanya 89,1% dari sasaran. Di
Yogyakarta Jumlah PUS di DIY adalah 554.531 dengan peserta KB aktif 444.718
(80,19%) dan KB baru 55.069 (9,93%). Di Desa Argomulyo kecamatan Sedayu
Kabupaten Bantul pada 6 Dusun (Puluhan, Karang Lo, Kemusuk Kidul,
Surobayan, Kaliberot, Pedes) keikutsertaan KB adalah (59,22%). Tinggi
rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk di Indonesia akan
mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan
program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan
erat dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara status ekonomi dengan keikutsertaan
KB pada Pasangan Usia Subur (PUS).
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional. Sampel
penelitian adalah 907 Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertempat tinggal di Desa
Argomulyo pada 6 Dusun (Puluhan, Karang Lo, Kemusuk Kidul, Surobayan,
Kaliberot, Pedes) pada bulan Juni 2014.
Hasil: Hasil analisa statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pekerjaan
istri dengan keikutsertaan KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) dengan p-value
sebesar 0,493 > ? (0,05). Tidak ada hubungan antara pekerjaan suami dengan
keikutsertaan KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) dengan p-value sebesar 0,936
> ? (0,05). Ada hubungan antara pengeluaran keuangan per bulan dengan
keikutsertaan KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) dengan p-value sebesar 0,032
< ? (0,05), OR = 1,356 (95% CI [1,027-1,791]) jadi, PUS dengan pengeluaran per
bulan ?UMR kemungkinan 1,4 kali lebih besar mengikuti KB dari pada PUS yang
pengeluaran per bulan