DETAIL DOCUMENT
PENERAPAN METODE LALARAN MENGHAFAL NADHOM ILMU NAHWU PADA SANTRI PUTRA PONDOK PESANTREN AL MIFTAH JATINGARANG KIDUL JATISARONO NANGGULAN KULON PROGO YOGYAKARTA
Total View This Week0
Institusion
Universitas Alma Ata
Author
SRI, HIDAYATI
AHMAD, SALIM
Subject
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 
Datestamp
2018-02-09 03:38:04 
Abstract :
Penerapan Metode Lalaran dalam Menghafal Nadhom Ilmu Nahwu Pada Santri Putra Pondok Pesantren Al Miftah Jatingarang Kidul Jatisarono Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Agama Alma Ata. 2014. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya mempelajari ilmu nahwu untuk dapat membaca dan mengartikan kitab-kitab klasik yang berbahasa Arab. Ilmu nahwu dipelajari dalam bentuk bait-bait nadhom yang oleh santri di pondok pesantren Al Miftah harus dihafalkan. Upaya untuk menghafal nadhom ilmu nahwu adalah dengan melaksanakan lalaran. Adapun rumusan masalahnya ada dua, yaitu penerapan metode lalaran dalam mengahafal nadhom ilmu nahwu dan yang kedua adalah faktor penghambat dan faktor pendukung lalaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan lalaran dalam menghafal nadhom ilmu nahwu di Pondok pesantren Al Miftah dan faktor pendukung serta penghambatnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar belakang Pondok Pesantren Al Miftah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan analisis induktif. Pemeriksaan keabsahan dilakukan dengan trianggulasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa lalaran dilaksanakan dalam dua tahapan, yang pertama adalah tahap persiapan dimana santri mempersiapkan diri dengan berwudhu kemudian membawa buku nadhom, berkumpul dengan teman satu kelas, menentukan tempat dan menentukan lagu yang akan digunakan untuk lalaran. Tahap yang kedua adalah tahapan pelaksanaan lalaran itu sendiri. Faktor pendukung lalaran adalah: peraturan, kesadaran santri, adanya kaidah-kaidah tentang keutamaan menghafal, buku nadhom yang praktis, suasana yang meriah. Sedangkan faktor penghambat lalaran dibagi menjadi dua. Pertama, faktor dari dalam yaitu kelelahan secara fisik yang mengakibatkan timbulnya rasa kantuk. Faktor kedua adalah faktor dari luar antara lain: padatnya kegiatan, penerangan kurang dan suasana yang bising. 
Institution Info

Universitas Alma Ata