Abstract :
Rizky Fatahillah Sidiq, Konsep Integratif Pendidikan Islam dan Sains
Perspektif Fazlur Rahman. Progam Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Agama Islam Universitas Alma Ata Yogyakarta 2017.
Berbicara tentang masalah pendidikan, tidak pernah terlepas dari yang
namanya pengaruh luar sehingga memicu adanya permusuhan. Salah satu masalah
pendidikan sampai sekarang adalah adanya dualisme pendidikan, yaitu pemisahan
antara ilmu agama dan sains. Hal ini disebabkan karena batasan antara kajian yang
bersifat agama dan non agama yang diajarkan pada setiap satuan pendidikan
masih banyak perdebatan dikalangan ahli. Ada yang menganggap bahwa agama
dan ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang berbeda, tidak ada titik temu diantara
keduanya. Sebaliknya bahwa anggapan ilmu pengetahuan adalah bagian dari
pengalaman agama itu sendiri, mempelajarinya berarti ada pahala baginya. Oleh
karena itulah dalam rangka mengkonstruksi ajaran yang ada pada jati diri Islam
perlu adanya usaha melacak sejarah akan rekonstruksi yang telah dilakukan oleh
pendahulu kita.
Penelitian ini merupakan produk dari penelitian kualitatif jenis library
research. Penulis menggunakan pendekatan historis-filosofis. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara dokumentasi, termasuk penulis menentukan sumber data
primer dan sekunder. Data dianalisis dengan metode analisis isi, gagasan-gagasan
yang ada dalam data primer dan sekunder dikonfrontasikan secara kritis. Dalam
hal ini data dikaji dari gagasan yang umum, kemudian ditarik menuju gagasan
yang khusus agar menghasilkan kesimpulan yang obyektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara filosofis konsep pemikiran
pendidikan Fazlur Rahman ini dilatarbelakangi oleh pemikirannya Muhammad
Iqbal dan Ismail Al-Faruqi yang lebih dulu mencetuskan islamisasi ilmu
pengetahuan, Menurut Rahman pada dasarnya semua ilmu itu baik, yang menjadi
masalah adalah penyalahgunaannya. Kemudian dalam proses islamisasi ilmu
pengetahuan tersebut, Fazlur Rahman maenyarankan agar menerima secara
keseluruhan sistem pendidikan barat, lalu memasukkan nilai-nilai Islam
kedalamnya. Dalam konsep pendidikan nondikotomik, beliau mensyaratkan
adanya proses adaptasi, asimilasi, dan akulturasi. Oleh karena itu, dalam proses
tersebut yang menjadi acuan adalah al-Qur?an dan al-Hadis, serta semangat
ijtihad. Poin penting dalam mengintegrasikan antara pendidikan Islam dan sains
yaitu: 1) Rekonstruksi pendidikan Islam, 2) Strategi pengembangan pendidikan
Islam, ini meliputi (sistem pendidikan, anak didik, pendidik, kurikulum, dan
sarana pendidikan)