Abstract :
Latar belakang : Pemberian ASI eksklusif berpengaruh pada kualitas kesehatan bayi,
semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka kualitas kesehatan bayi
akan semakin buruk. Cakupan pemberian ASI dari data Kemenkes RI tahun 2016 sebesar
55,7%. Semakin besar dukungan keluarga yang didapatkan maka pemberian ASI secara
eksklusif akan tercapai. Alasan ibu menghentikan pemberian ASI eksklusif salah satunya
karna ibu bekerja sehingga menyebabkan ibu mengambil keputusan untuk memberikan
susu formula sebagai pengganti ASI.
Tujuan : Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahuinya hubungan dukungan keluarga
dengan riwayat ASI eksklusif pada ibu bekerja di Kabupaten Bantul D.I Yogyakarta
Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang diteliti
sebanyak 158 responden teknik pengambilan probability proportional to size (PPS).
Variabel yang diteliti meliputi dukungan keluarga dan riwayat ASI eksklusif. Analisis data
dilakukan dengan uji chi square dan regresi logistik.
Hasil : Proporsi ibu bekerja yang memiliki riwayat pemberian ASI eksklusif 22,2%,
sedangkan yang tidak memiliki riwayat pemberiann ASI eksklusif 77,8%. Mendapat
dukungan keluarga baik 48,1%, sedangkan mendapat dukungan keluarga kurang 51,9%.
Analisis Bivariat menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
(p-value= 0,015) dengan riwayat pemberian ASI eksklusif. Analisis Multivariat menunjukan
variabel paling dominan terhadap pemberian ASI eksklusif adalah dukungan keluarga
(OR=2,855: 95% CI= 1,248-6,530).
Kesimpulan : Proporsi riwayat pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja lebih tinggi pada
ibu yang mendapatkan dukungan keluarga baik dibandingkan ibu yang mendapat
dukungan keluarga kurang. Faktor dukungan keluarga lebih dominan. Pendidikan ibu dan
pengetahuan Ibu tentang ASI tidak merubah perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja.