Abstract :
Latar belakang : Capaian ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai 80%. Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa status pekerjaan ibu sebagai salah satu penghambat
pemberian ASI eksklusif. Penelitian di Vietnam menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
memiliki risiko 14 kali lebih besar tidak memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan data
BPS jumlah tenaga kerja wanita usia produktif meningkat dari tahun ke tahun. Dengan
demikian masih banyak ibu menyusui yang bekerja sehingga tidak bisa memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya atau kurang optimal dalam memberikan ASI eksklusif.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
tentang manajemen pemberian ASI eksklusif dengan riwayat ASI eksklusif pada ibu
bekerja di Kabupaten Bantul.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
observasional dan menggunakan rancangan cross sectional dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan Probability Proportional to Size (PPS) dan
didapatkan sebanyak 158 orang dari populasi 16687 orang. Responden pada
penelitian ini adalah ibu bekerja yang memiliki anak usia 6-12 bulan. Analisis
menggunakan uji chi-square.
Hasil : Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat
pengetahuan tentang manajemen pemberian ASI Eksklusif yang cukup mempunyai
risiko untuk tidak memberikan ASI Eksklusif 1,35 kali lebih besar daripada responden
yang mempunyai tingkat pengetahuan baik (CI 95% = 1,047-1,769) dan secara statistik
bermakna (P = 0,016).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan tentang manajemen pemberian ASI Eksklusif
berhubungan dengan riwayat ASI Eksklusif pada ibu bekerja di Kabupaten Bantul.