Abstract :
Salah satu dampak negatif yang sangat menonjol dari Kurang Energi
Kronik (KEK) dan anemia adalah resiko kematian ibu saat melahirkan dan bayi
lahir dengan berat rendah. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), sejak awal kehidupannya telah mengalami hambatan tumbuh kembang,
baik tumbuh kembang fisik maupun tumbuh kembang intelektual. Bayi dengan
BBLR akan mengalami masalah gizi sepanjang siklus kehidupan dan akan
berulang pada generasi selanjutnya. Data prevalensi BBLR di wilayah kerja
Puskesmas Wadaslintang 1 tahun 2014 adalah 5,44%, dan mengalami
peningkatan pada tahun 2015 yaitu sebesar 6,52%. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui status kekurangan energi kronik (KEK) dan anemia pada saat
hamil sebagai faktor resiko terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR) di wilayah
kerja Puskesmas Wadaslintang 1 Wonosobo. Jenis penelitian ini adalah penelitian
observasional retrospektif dengan rancangan case control. Jumlah sampel yang
diteliti sebanyak 27 bayi BBLR sebagai kasus dan 27 bayi tidak BBLR sebagai
kontrol. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapatkan dari
Puskesmas Wadaslintang 1 Wonosobo. Analisis data menggunakan Chi Square
dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji statistik status KEK dengan BBLR
didapatkan nilai OR=9,281, sedangkan anemia dengan BBLR didapatkan nilai
OR=4,987. Hasil regresi logistik multivariat menunjukkan nilai OR dari status
KEK sebesar 5,797. Status KEK dan anemia saat hamil merupakan faktor resiko
terjadinya BBLR. Bila KEK dan anemia terjadi bersamaan pada ibu hamil, maka
status KEK berisiko 5,797 kali.