Abstract :
Latar belakang: Anemia merupakan salah satu kekurangan nutrisi yang paling penting
dan paling umum terjadi yang mempengaruhi berbagai strata sosial dan ekonomi.
Populasi yang paling rentan adalah anak umur pra-sekolah dan WUS. Dampak
negatifnya pada remaja putri dengan anemia adalah menurunnya daya tahan tubuh,
konsentrasi dan mudah lelah. Tidak hanya itu saja dampak jangka panjangnya
memberikan kontribusi peningkatan morbiditas dan kematian terkait kehamilan dan
persalinan tetapi meningkatkan resiko melahirkan BBLR yang kemudian memberikan
kontribusi untuk siklus malnutrisi antargenerasi. Diagnosis anemia dimulai dengan
pengukuran kadar Hb sedangkan pemeriksaan status besi dengan mengukur saturasi
transferin dan feritin serum namun hal ini jarang dilakukan karena biayanya mahal.
Oleh sebab itu diperlukan indikator lain yang dapat menilai kejadian anemia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indikator antropometri
(IMT/U dan LLA) dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas XI pendidikan
menengah di wilayah Kabupaten Bantul.
Metode: Penelitian dilakukan dengan rancangan Cross-Sectional menggunakan teknik
probability proportional to size sampling. Sampel penelitian adalah remaja putri kelas
XI pendidikan menengah di Kabupaten Bantul yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak
238 responden, dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan IMT/U (z-score): obesitas >2
SD; tidak obesitas ?2 SD. LLA : resiko KEK <23,5; tidak beresiko KEK ? 23,5.
Pengambilan darah untuk analisa Hb bertujuan menilai status anemia dan tidak
anemia. Data dianalisa statistik dengan uji Continuity Correction dan diolah
menggunakan SPSS.
Hasil Penelitian: Dari 238 responden menunjukan bahwa siswi yang berumur 16
tahun mendominasi sebanyak 120 (50,4%) orang, anemia 134 (56,3%) orang, obesitas
22 (9,2%) orang, resiko KEK 97 (40,8%) orang. Uji statistik nilai ? = 0,05 diperoleh
bahwa tidak ada hubungan antara indikator IMT/U dengan kejadian anemia dengan p
> ? (p value = 0,395) dan tidak ada hubungan antara indikator LLA dengan kejadian
anemia dengan p > ? (p value = 0,067).
Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara indikator antropometri (IMT/U dan LLA)
dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas XI pendidikan menengah di
Kabupaten Bantul.