DETAIL DOCUMENT
HUBUNGAN STUNTING DENGAN FREKUENSI DAN DURASI PENYAKIT INFEKSI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN SEDAYU, KABUPATEN BANTUL, PROVINSI DIY
Total View This Week207
Institusion
Universitas Alma Ata
Author
SAHITARANI, AGUSTINA SWASTIKA
Subject
ILMU GIZI 
Datestamp
2019-10-29 04:48:09 
Abstract :
Latar Belakang : Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis dan atau penyakit infeksi kronis maupun berulang yang ditunjukkan dengan nilai z-score berdasarkan tinggi badan menurut usia (TB/U) kurang dari -2 SD (Standar Deviasi) WHO antropometri. Stunting pada balita perlu menjadi perhatian khusus karena dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. stunting berkaitan dengan peningkatan resiko kesakitan dan kematian, selain itu timbul resiko obesitas serta terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan kemampuan motorik dan mental. Tujuan : untuk mengetahui hubungan hubungan antara stunting dengan frekuensi dan durasi penyakit infeksi pada anak berusia 24-59 bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Metode : Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah stunting pada anak usia 24-59 bulan sebagai variabel bebas, serta frekuensi dan durasi penyakit infeksi sebagai variabel terikat. Subyek penelitian yaitu sebanyak 185 anak dan dipilih berdasarkan metode Probability Proporsionate to Size (PPS). Instrumen penelitian yang digunakan yaitu microtoise untuk mengukur tinggi badan anak kemudian dikategorikan dengan membandingkan nilai Z-Score WHO Antro 2010, dan kuesioner frekuensi dan durasi penyakit infeksi yang pernah diderita anak. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian stunting baik dengan frekuensi diare (OR=0,441 ; 95% CI 0,027-7,176), dengan durasi diare (OR=0,643 ; 95% CI 0,217-1,9), dengan durasi ISPA (OR=0,906 ; 95% CI 0,482-1,702), dengan durasi pneumonia (OR=1,371; 95% CI 0,422-4,449) maupun dengan frekuensi pneumonia. Sedangkan anak dengan status gizi stunting memiliki resiko lebih besar untuk mengalami penyakit ISPA dengan frekuensi sering (OR=0,965 ; 95% CI 0,918-1,014). Kesimpulan : Stunting bukanlah satu-satunya faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya durasi dan frekuensi penyakit infeksi (diare, ISPA, pneumonia) pada anak usia 24-59 bulan. 
Institution Info

Universitas Alma Ata