Abstract :
Latar belakang : Anak balita dengan rentang usia 36 ? 59 bulan termasuk dalam
kelompok yang rentan terhadap ketidak cukupan gizi. Hal ini dikarenakan anak mulai
berinteraksi secara aktif dengan lingkungan sekitarnya dan beraktivitas fisik jauh lebih
tinggi dibandingkan saat bayi. Asupan zat gizi mempunyai peranan penting dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak hingga masa remaja. Diet
seimbang berfungsi sebagai penunjang kemampuan inteligensi, kekebalan tubuh dan
pembentuk emosional. Secara umum, tinggi atau rendahnya tingkat inteligensi
ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik berperan sangat
penting terhadap inteligensi tetapi dapat diubah oleh faktor lingkungan seperti
pendidikan, lahir prematur, gizi, polusi, penggunaan obat-obatan dan alkohol serta
penyakit.
Tujuan : Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan
gizi dengan inteligensi pada anak stunting usia 36 ? 59 bulan di Kecamatan Sedayu
Kabupaten Bantul tahun 2017.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan
pendekatan cross-sectional. Sampel yang diteliti sebanyak 60 responden dan sudah
dipenuhi 31 responden dari data sekunder. Kekurangan 29 responden tersebut diambil
dari 33 anak stunting di populasi yang dipilih secara simple random sampling.
Hasil : Hasil analisa bivariate menunjukkan bahwa tidak ada hubungan asupan
energi, protein, lemak, Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA), dan karbohidrat dengan
inteligensi. Tetapi ada kecenderungan asupan PUFA yang kurang berpotensi
inteligensi rata-rata ke bawah (OR = 1,71).