Representasi Nilai-Nilai Emansipasi Wanita Dalam Film Mulan Karya Niki Caro
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
Universitas Komputer Indonesia
Author
Sri, Arthalia Cahyaning
Subject
302_Social Interaction
Datestamp
2022-06-04 03:15:54
Abstract :
Emansipasi wanita digambarkan sebagai bentuk perlawanan perempuan terhadap hak yang harus di miliki. Kebanyak orang akan mempersepsikan emansipasi merupakan salah satu cara untuk menyamaratakan hak atas perempuan dan laki-laki. Penggambaran yang di rasa kurang tepat mengenai persepsi emansipasi sendiri pasti berbeda-beda. Emansipas merupakan persamaan hak dalam kedudukan, dan pengakuan yang diterima oleh wanita dalam sebuah lingkungan. Perempuan selalu harus mengalah untuk dapat di terima di masyarakat. Masyarakat selalu menguibaratkan perempuan sebagai sosok yang lembut dan penyayang. Perempuan juga selalu memiliki ketimpangan dalam kehidupan. Ketika perempuan dan laki-laki sama-sama bekerja. Biasanya beban rumah tangga akan dibebankan kepada perempuan. Sebab label kepada sosok perempuan yang feminis. Kebanyakan di orang akan mengukur seorang perempuan dengan bagaimana ia besikap dan berprilaku. Jika seorang perempuan tidak dapat memenuhi ekspektasi masyarakat. Maka lingkungan sosial tersebut akan menilai perempuan tersebut sebagai, sosok yang tidak memimiliki nilai dan budaya yang membuat hak yang harusnya dimiliki setiap orang. Tidak terkecuali bagi perempuan.
Emansipasi wanita digambarkan sebagai bentuk perlawanan perempuan terhadap hak yang harus di miliki. Kebanyak orang akan mempersepsikan emansipasi merupakan salah satu cara untuk menyamaratakan hak atas perempuan dan laki-laki. Penggambaran yang di rasa kurang tepat mengenai persepsi emansipasi sendiri pasti berbeda-beda. Emansipas merupakan persamaan hak dalam kedudukan, dan pengakuan yang diterima oleh wanita dalam sebuah lingkungan. Perempuan selalu harus mengalah untuk dapat di terima di masyarakat. Masyarakat selalu menguibaratkan perempuan sebagai sosok yang lembut dan penyayang. Perempuan juga selalu memiliki ketimpangan dalam kehidupan. Ketika perempuan dan laki-laki sama-sama bekerja. Biasanya beban rumah tangga akan dibebankan kepada perempuan. Sebab label kepada sosok perempuan yang feminis. Kebanyakan di orang akan mengukur seorang perempuan dengan bagaimana ia besikap dan berprilaku. Jika seorang perempuan tidak dapat memenuhi ekspektasi masyarakat. Maka lingkungan sosial tersebut akan menilai perempuan tersebut sebagai, sosok yang tidak memimiliki nilai dan budaya yang membuat hak yang harusnya dimiliki setiap orang. Tidak terkecuali bagi perempuan.
File :
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_COVER.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_LEMBAR PENGESAHAN.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_BAB V.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_DAFTAR PUSTAKA.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_ LEMBAR PENULIS DAN KONTRIBUTOR.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_LEMBAR PUBLIKASI.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_LEMBAR PERNYATAAN.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_KATA PENGANTAR.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_DAFTAR ISI.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_BAB I.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_BAB II.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_BAB III.pdf
UNIKOM_41817058_ARTHALIA CAHYANING SRI_BAB IV.pdf
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
