DETAIL DOCUMENT
Persepsi Dan Preferensi Masyarakat Tentang Taman Tematik Di Kota Bandung Sebagai Salah Satu Indikator Livable City Index
Total View This Week0
Institusion
Universitas Komputer Indonesia
Author
Oktavia, Anita Tri
Subject
710_Civic & Landscape Art. 
Datestamp
2024-01-20 02:53:40 
Abstract :
Ketersediaan ruang publik merupakan salah satu prinsip utama dalam penilaian indeks livable city. Taman kota adalah satu bentuk dari ruang terbuka hijau (RTH) yang digunakan oleh masyarakat untuk melakukan berbagai macam aktivitas mulai rekreasi, olahraga maupun aktivitas yang bersifat pasif lainnya. Selain itu, taman tematik merupakan bagian dari taman kota. Kota Bandung memiliki taman kota sebanyak 759 taman yang tersebar di 30 kecamatan, meskipun demikian Kota Bandung masih termasuk ke dalam kota dengan indeks livable city di bawah rata- rata dengan nilai 63%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi dan preferensi pengunjung tentang indikator livability di taman tematik serta mengetahui indikator-indikator prioritas utama, dipertahankan, prioritas rendah, dan berlebihan untuk meningkatkan taman tematik sebagai salah satu penentu livability. Kecamatan dengan jumlah taman tematik terbanyak di Kota Bandung adalah Kecamatan Bandung Wetan. Taman tematik yang menjadi kasus studi adalah Taman Lansia , Taman Film, dan Taman Persib (Lapangan Supratman) dengan karakteristik berbeda-beda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif dan Importance Performance Analysis. Sampel penelitian ini merupakan pengunjung di setiap taman tematik yang menjadi kasus studi. Data diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh pengunjung taman. Variabel penelitian yang digunakan untuk mengukur livability taman terdiri dari fungsi, aksesibilitas, kenyamanan, dan keamanan. Berdasarkan hasil analisis ditemukan ada perbedaan penilaian untuk setiap taman. Dari semua indikator yang dinilai, ketersediaan toilet dan air bersih yang termasuk variabel kenyamanan, adalah prioritas utama yang harus ditingkatkan untuk semua taman. Sedangkan indikator yang dipertahankan adalah variabel aksesibilitas untuk indikator akses berjalan kaki dan variabel kenyamanan untuk indikator tempat sampah. Indikator prioritas rendah dari ketiga taman kasus studi tidak ada, dan indikator berlebihan adalah keterhubungan dengan transportasi umum yang termasuk variabel aksesibilitas. Dari semua variabel maka variabel fungsi baik penilaiannya dari pengunjung taman. Taman yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan adalah Taman Lansia kecuali dari aspek fungsi. Untuk taman yang perlu dipertahankan adalah Taman Film, dan taman yang menjadi prioritas rendah untuk ditingkatkan adalah Taman Persib (Lapangan Supratman). Adanya perbedaan penilaian ini dapat disebabkan oleh karakteristik taman yang berbeda selain juga karakteristik responden yang berbeda. Oleh sebab itu dibutuhkan pendekatan lain untuk menganalisis fungsi taman sebagai indikator livable city index. 
Institution Info

Universitas Komputer Indonesia