DETAIL DOCUMENT
Konstruksi Makna “Eces” Bagi Wartawan Di Harian Pagi Radar Bandung (Studi Fenomenologi Konstruksi Makna “Eces” Bagi Wartawan di Harian Pagi Radar Bandung)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Komputer Indonesia
Author
Gumilang, Muhammad
Subject
079_Newspapers in Other Geographic Areas. 
Datestamp
2019-05-11 01:53:54 
Abstract :
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Konstruksi Makna “Eces” Bagi Wartawan Di Harian Pagi Radar Bandung. Untuk menjawab penelitian ini, di angkat sub fokus Nilai, Motif dan Pengalaman untuk menganalisis fokus penelitian yaitu : Konstruksi Makna “Eces” Bagi Wartawan Di Harian Pagi Radar Bandung. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan metode penelitian kualitatif dan studi fenomenologi, subjek penelitian yaitu para Wartawan Harian Pagi Radar Bandung dengan menggunakan teknik purposive sampling. Di peroleh informan sebanyak 4 (empat) orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: studi pustaka, wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil Penelitian: 1) Nilai “Eces” bagi wartawan Harian Pagi Radar Bandung mengacu pada konteks kode etik jurnalis, para informan mengungkapkan bahwa meskipun kode etik jurnalis sebagai acuan bagi para wartawan untuk menjalankan tugas dan profesi nya sebagai wartawan, namun kenyataan di lapangan banyak sekali wartawan yang melanggar kode etik jurnalis ini. Aspek kesejahteraan wartawan yang masih minim juga menjadi faktor utama yang menyebabkan para wartawan ini melanggar kode etik jurnalis, para wartawan merasa senang ketika mendapatkan “Eces” karena “Eces” tersebut dapat menambah kebutuhan hidup para wartawan ini. Dalam konteks nilai agama pun masih menjadi perdebatan apakah praktik “Eces” ini halal atau haram. Pada konteks nilai sosial, para wartawan ini memiliki alasan mengapa mereka melakukan praktik “Eces” ini karena untuk menjaga hubungan baik dengan narasumber nya, belum lagi agar dapat berbaur dengan para wartawan lainnya karena praktik “Eces” ini sudah menjadi kebiasaan yang lumrah di kalangan para wartawan. 2) Motif “Eces” bagi wartawan Harian Pagi Radar Bandung mengacu pada aspek masa depan yakni tentang masa depan kesejahteraan mereka sebagai wartawan, dikarenakan upah dan gaji mereka yang minim, maka para wartawan melakukan praktik “Eces” guna menghidupi kebutuhan keseharian mereka atau ditabung untuk kebutuhan di masa depan. Pada aspek masa lampau, motif wartwan menggunakan kata “Eces” dan melakukan praktik “Eces” ini karena pada saat mereka memulai karir sebagai seorang wartwan hingga sekarang pun, adanya pengaruh dari lingkungan di lapangan ketika bersama dengan para wartawan lainnya. 3) Pengalaman “Eces” bagi wartawan Harian Pagi Radar Bandung mengacu pada aspek frame of experience dan frame of reference para wartawan tentang kata “Eces” dan praktik “Eces” ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jika dikaji tentang aspek konstruksi makna, Eces dalam artian denotatif adalah Jelas karena mengacu pada bahasa sunda, namun “Eces” dalam artian konotatif yang dikonstruksi oleh wartawan Harian Pagi Radar Bandung adalah Uang. Secara garis besar para wartawan Harian Pagi Radar Bandung mengartikan “Eces” ini adalah Uang, dengan aspek latar belakang nilai, motif dan pengalaman mereka selama memaknai kata “Eces” dan praktik “Eces” ini. Saran peneliti yakni diharapkan, hasil penelitian bisa memberikan masukan kepada wartawan Harian Pagi Radar Bandung mengenai makna “Eces”, agar bisa dipahami lebih lanjut terutama mengenai konteks profesionalisme serta kode etik jurnalis yang selama ini menjadi pegangan para wartawan di Indonesia. 
Institution Info

Universitas Komputer Indonesia