DETAIL DOCUMENT
MODEL PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) IPTEK WERU SUKOHARJO
Total View This Week2
Institusion
IAIN Surakarta
Author
Riski, Bayu Pratama
Hj., Hafidah, S.Ag., M.Ag
Subject
2x1 Al Quran dan Ilmu Terkait 
Datestamp
2018-01-03 07:40:57 
Abstract :
Riski Bayu Pratama, 2013, Model Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) IPTEK Weru Sukoharjo. Skripsi: Program Studi Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta 2017. Pembimbing : Hj. Hafidah, S.Ag, M.Ag Kata Kunci : Model Pembelajaran, Tahfidzul Qur’an Pendidik harus kreatif dalam menentukan model pembelajaran. Berusaha untuk menyampaikan amanah dan misi agama Nabi Muhammad SAW dengan cara yang menarik, mudah dan praktis bagi semua orang. Hal ini agar anak-anak senang terhadap Al-Qur’an jika amanah atau cara yang disampaikan juga menyenangkan bagi anak. Tentunya hal ini menjadi tantangan bagi pendidik khususnya pendidik Tahfidz Al-Qur’an dalam menentukan model pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model pembelajaran Tahfidzul Qur’an kelas X TKR B di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) IPTEK Weru Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif lapangan, dilaksanakan di SMK IPTEK Weru Sukoharjo pada bulan Februari-Juni 2017. Subjek penelitiannya adalah guru tahfidz dan siswa, informannya adalah semua narasumber yang dapat memberikan tambahan maupun penguatan dari suatu kegiatan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumen. Untuk mengetahui keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan data, sedangkan teknik analisa data interaktif dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, kemudian penyajian dan penarikan kesimpulan. Setelah melakukan penelitian mengenai pembelajaran Tahfidzul Qur’an kelas X TKR B di SMK IPTEK Weru Sukoharjo diperoleh suatu kesimpulan bahwa pembelajaran Tahfidzul Qur’an kelas X TKR B menggunakan model pembelajaran interaksi sosial dan kelompok. Adapun pelaksanaan Model interaksi sosial pada saat guru memberikan hafalan baru dengan memberikan contoh bacaan berulang-ulang dan selalu berinteraksi dengan menanyakan siswa pada bacaan yang dianggap siswa sulit serta memberitahu hukum tajwidnya. Kemudian siswa menirukan bersama-sama seperti apa yang dicontohkan oleh seorang guru. Sedangkan model pembelajaran kelompok pada saat guru membagi siswa menjadi 7 kelompok dan setiap kelompok terdapat ketua atau pemimpin kelompok. Ketua kelompok diberi tugas oleh guru untuk mengelola kelompok agar dapat bekerjasama untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan baik dan benar. xv ABSTRAK Riski Bayu Pratama, 2013, Model Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) IPTEK Weru Sukoharjo. Skripsi: Program Studi Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta 2017. Pembimbing : Hj. Hafidah, S.Ag, M.Ag Kata Kunci : Model Pembelajaran, Tahfidzul Qur’an Pendidik harus kreatif dalam menentukan model pembelajaran. Berusaha untuk menyampaikan amanah dan misi agama Nabi Muhammad SAW dengan cara yang menarik, mudah dan praktis bagi semua orang. Hal ini agar anak-anak senang terhadap Al-Qur’an jika amanah atau cara yang disampaikan juga menyenangkan bagi anak. Tentunya hal ini menjadi tantangan bagi pendidik khususnya pendidik Tahfidz Al-Qur’an dalam menentukan model pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model pembelajaran Tahfidzul Qur’an kelas X TKR B di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) IPTEK Weru Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif lapangan, dilaksanakan di SMK IPTEK Weru Sukoharjo pada bulan Februari-Juni 2017. Subjek penelitiannya adalah guru tahfidz dan siswa, informannya adalah semua narasumber yang dapat memberikan tambahan maupun penguatan dari suatu kegiatan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumen. Untuk mengetahui keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber dan data, sedangkan teknik analisa data interaktif dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, kemudian penyajian dan penarikan kesimpulan. Setelah melakukan penelitian mengenai pembelajaran Tahfidzul Qur’an kelas X TKR B di SMK IPTEK Weru Sukoharjo diperoleh suatu kesimpulan bahwa pembelajaran Tahfidzul Qur’an kelas X TKR B menggunakan model pembelajaran interaksi sosial dan kelompok. Adapun pelaksanaan Model interaksi sosial pada saat guru memberikan hafalan baru dengan memberikan contoh bacaan berulang-ulang dan selalu berinteraksi dengan menanyakan siswa pada bacaan yang dianggap siswa sulit serta memberitahu hukum tajwidnya. Kemudian siswa menirukan bersama-sama seperti apa yang dicontohkan oleh seorang guru. Sedangkan model pembelajaran kelompok pada saat guru membagi siswa menjadi 7 kelompok dan setiap kelompok terdapat ketua atau pemimpin kelompok. Ketua kelompok diberi tugas oleh guru untuk mengelola kelompok agar dapat bekerjasama untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan baik dan benar. 
Institution Info

IAIN Surakarta