DETAIL DOCUMENT
KAROMAHAN (Studi Tentang Pengamalan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Praktek Karomahan di Padepokan Macan Putih Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk)
Total View This Week4
Institusion
IAIN Surakarta
Author
M., Assyafi’ syaikhu zuhri
Dr., Islah Gusmian, M.Ag
Dr. H., Moh. Abdul Khaliq Hasan, M. A, M. Ed.,
Subject
2x0 Islam Umum 
Datestamp
2017-04-27 05:59:42 
Abstract :
ABSTRAK M. ASSYAFI’ SYAIKHU ZUHRI, Karomahan (Studi Tentang Pengamalan Ayat-Ayat Al-Qur’an dalam Praktek Karomahan di Padepokan Macan Putih Desa Baron Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk). Praktik pengamalan ayat al-Qur’an di Padepokan tersebut sudah berjalan sejak tahun 2007 hingga sekarang. Dalam praktiknya kebanyakan yang mengikuti dapat menambah keimanan, keyakinan, dan menemukan jalan keluar dari masalah jasmani maupun rohani. Dalam penelitian karomahan ini dibatasi pada dua masalah penting yang harus diteliti, yaitu: (1) bagaimana praktik karomahan dalam Padepokan Macan Putih Desa Baron?, dan (2) apa makna dan fungsi penggunaan ayat al-Qur’an dalam praktik karomahan di Padepokan?, yang dimaksud dengan pemaknaan penggunaan ayat-ayat al-Qur’an adalah bagaimana Gus Yudha memaknai dan memfungsikan ayat al-Qur’an yang digunakan dalam praktik karomahan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus. Sehingga peneliti menggunakan tiga metode dalam proses pengumpulan data, yaitu observasi, interview, dan dokumentasi. Untuk menemukan makna dari penggunaan ayat-ayat al-Qur’an dalam karomahan, peneliti menggunakan teori Karl Mannheim berupa makna objektif, ekspresif, dan dokumenter. Secara garis besar penggunaan ayat al-Qur’an dalam Padepokan Macan Putih merupakan praktik pembacaan al-Qur’an yang difungsingkan sebagai inti karomahan. Media dalam karomahan tersebut menggunakan media bacaan ayat Qur’an dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti suara, air, pasir, garam dan kayu menjalin, yang semua itu dibumbui dengan bacaan ayat al-Qur’an. Gus Yudha juga memberikan ijazah atau izin kepada seseorang terutama santrinya untuk mengamalkan ayat-ayat Qur’an secara rutin sesuai kebutuhan mereka. Pembacaan ayat al-Qur’an ini bertujuan menggapai ridho Allah sehingga rahmat Allah SWT turun sebagai penawar maupun kekuatan. Cara yang digunakan oleh Gus Yudha adalah melalui doa dan berpasrah diri karena menurut dia Allah berjanji akan mengabulkan setiap doa. Selain itu cara bertabarruk Gus Yudha merupakan cara dia untuk berharap rahmat Allah turun sebagaimana pengetahuannya, bahwa Nabi Muhammad SAW pun juga bertabarruk kepada Nabi-Nabi sebelumnya. Makna yang berdasarkan teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim meliputi tiga kategori makna: Pertama, makna objektif, secara umum karomahan tersebut merupakan praktik pembacaan dan pengamalan ayat-ayat al-Qur’an yang difungsikan sebagai inti karomahan. Kedua, makna ekspresif, bagi praktisi bertujuan dakwah karena bernilai ibadah dan karomahan sebagai bonus, sedangkan bagi seseorang ataupun santri yang meminta amalan ayat, kebanyakan bertujuan mencari solusi atau amalan. Ketiga, makna dokumenter, dilihat dari sisi ruang sosial, karomahan di Padepokan menjadi magnet bagi masyarakat. Hal ini karena praktisi adalah keturunan seorang Kiai, sehingga masyarakat merasa aman dan tidak ragu, sedangkan sebagian besar masyarakat berstatus Nahdiyyin sehingga simbol Gus dan Kiai sangat berpengaruh bagi mereka. 
Institution Info

IAIN Surakarta