Institusion
IAIN Surakarta
Author
Eka, Riowati
Drs. H., Yusuf Hidayat, M.H
Subject
2x4 Fikih
Datestamp
2017-09-19 01:19:20
Abstract :
Peraturan Daerah (Perda) bermuatan hukum-hukum Islam semakin bermunculan
setelah diterapkan otonomi daerah. Dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2005 tentang Berpakaian Muslim menunjukkan Kabupaten Agam sebagai
salah satu derah yang menerapkan Perda Syariah. Faktanya tidak seluruh
penduduk Kabupaten Agam beragama Islam. Bupati yang mengesahkan tidak
diusung oleh partai politik Islam. Tulisan ini bertujuan menguji Perda tersebut
dalam kerangka analisis Fikih Kebinekaan. Penulis menemukan, eksklusivitas
dalam bingkai inklusivitas atas Perda ini. Perbedaan agama tidak dapat
diakomodir oleh peraturan daerah ini. Pluralisme dan multikulturalisme sebagai
konsep dasar dalam Fikih Kebinekaan tidak dapat diterapkan secara maksimal.
Tulisan ini berkontribusi dalam melihat gejala-gejal Islam kontemporer dalam
mengadopsi hukum-hukum Islam ke dalam peraturan-peraturan daerah.
Kata Kunci: Berpakaian Muslim, Pluralisme, Fikih Kebinekaan
Local regulations (Perda) charged the Islamic laws are increasingly popping up
after applying the autonomy of the region. The promulgation of the regulation
region number 6 2005 about Muslim Dress code shows Agam as one that
implements the Sharia local regulations. The fact that not all the people of the
Islamic religion Agam. Regent who legalize not carried by Islamic political
parties. This paper aims to test the local regulation in the framework analysis of
fiqih diversity (Fikih Kebinekaan). The authors finds exclusivity in the inclusivity
framework of the local regulation. This change can not accommodate religious
differences. Pluralism and multiculturalism as a basic concept in the definition of
Kebinekaan(diversity) cannot be applied to the maximum. These writings
contribute to see symptoms were observed in contemporary Islam adopted Islamic
laws into the laws of the region.
Keywords: Muslim dress code, Pluralism, fiqih diversity