Abstract :
Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang dapat
digolongkan sebagai kota metropolitan. Secara geografis wilayah Kota Semarang
berada antara 6º50?-7º10? LS dan 109º35?- 110º50? BT dengan luas wilayah
373,70 Km . Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk lebih dari 1,7 juta
jiwa dan pada siang hari bisa mencapai 2 juta jiwa. Dengan populasi penduduk
yang sedemikian besar, Kota Semarang merupakan salah satu kota yang banyak
menggunakan air tanah dalam melakukan berbagai aktifitasnya. Tujuan dari
penelitian ini adalah melakukan pemantauan terhadap fenomena penurunan muka
tanah dan korelasinya terhadap penurunan muka air tanah yang terjadi di wilayah
Semarang akibat dari penggunaan air tanah yang berlebihan. Untuk melihat nilai
penurunan muka tanah dibutuhkan akurasi posisi titik yang sangat teliti (orde mm)
karena perubahan sekecil apapun harus dapat teramati. Maka dari itu dilakukan
pengukuran GPS dengan metode differensial statik menggunakan data fase dari
receiver dual frekuensi guna mendapatkan akurasi yang baik. Dengan metode
differensial posisi suatu titik ditentukan relatif terhadap titik lainnya yang telah
diketahui koordinatnya (titik referensi). Pada penelitian ini pengolahan data GPS
dilakukan menggunakan software BERNESE 5.2 dengam QIF (Quase Ionosfer
Free) sebagai metode pemecahan ambiguitas fase. Adapun dalam melakukan
interpolasi data penurunan muka tanah dilakukan dengan menggunakan software
ArcGIS 10.1 serta dilakukan overlay dengan berbagai parameter yang diyakini
memiliki kaitan yang erat terhadap fenomena penurunan muka tanah. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah grafik penurunan muka tanah di 24 titik
pantau, peta penurunan muka tanah wilayah Semarang tahun 2018, serta grafik
korelasi terhadap penurunan muka air tanah (water table decline) dengan
menggunakan persamaan linier y = 20.879x + 0.5774. Kesimpulan yang diperoleh
dari penelitian ini bahwa wilayah Semarang setiap tahunnya terus mengalami
penurunan muka tanah yang berkisar antara 6 sampai 14 Cm. Hal tersebut
didasarkan pada korelasinya yang sangat erat dengan sebaran titik ekstraksi air
tanah, penggunaan dan tutupan lahan (kawasan industri dan pemukiman), serta
struktur geologi yang terbentuk di wilayah semarang.
Kata Kunci :
Wilayah Semarang, GPS , Penurunan Muka Tanah, Penurunan Muka Air Tanah.