Abstract :
Salah satu yang menerima kebisingan kendaraan bermotor dan kereta api yaitu
masyarakat yang beraktivitas di sekitar rel kereta api karena sekolah merupakan
tempat untuk belajar dan menuntut ilmu atau kegiatan yang telah dilakukan
seharian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kebisingan terhadap
aktivitas kegiatan sekolah. Pengukuran dilakukan sebanyak 25 titik dan
menggunakan aplikasi sound meter yang telah di validasi oleh alat sound level
meter sebagai alat ukur selama 11 jam. Pengolahan data kebisingan dihitung dengan
tingkat kebisingan ekuivalen (Leq) dan prediksi tingkat kebisingan menggunakan
model CoRTN dibandingkan hasil pengukuran (Leqday) dengan peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No.48 tahun 1996, dan dilakukan pemetaan kontur
menggunakan software surfer 11. Kebisingan tertinggi yang terjadi pada hasil
pengukuran kebisingan dasar (Leqday) mencapai 91,54 dB pada titik V. Hasil
pemetaan kontur dari software surfer 11, tingkat kebisingan tertinggi terletak pada
jalan yang dilintasi kendaraan dan mencapai 87 dB hingga akhirnya mengalami
penurunan pada jarak tertentu dari titik tertinggi kebisingan di seluruh area titik
pengukuran. Hasil perbandingan antara barrier alami dengan barrier buatan yaitu
barrier buatan mampu mengurangi kebisingan hingga 12 dB dan barrier alami
hanya mampu mengurangi 1 dB. Hasil prediksi tingkat kebisingan kendaraan
bermotor sebesar 63,60 dB. Dikarenakan tingkat kebisingan yang cukup tinggi,
maka diberikan solusi mitigasi kebisingan untuk mengurangi tingkat kebisingan
yang terjadi oleh kendaraan bermotor dan kereta api salah satunya dengan
melakukan pemasangan barrier buatan dan pengaturan lalu lintas.
Kata kunci : Tingkat Kebisingan, Barrier, CoRTN, Pemetaan Kontur, Mitigasi
kebisingan