Abstract :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa yang rendah ditunjukkan dengan adanya perilaku siswa yang pasif ketika proses pembelajaran berlangsung terutama pada saat proses tanya jawab, hal tersebut sejalan dengan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pembelajaran matematika yang juga rendah hanya sekitar 40% ketuntasannya, berpikir kritis siswa yang rendah ini dilihat dari kesulitan siswa dalam menalar dan memahami soal cerita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas yang diterapkan model pembelajaran talking stick berbasis permainan sambung kata dengan kelas yang menggunakan metode konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan eksperimen menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III sekolah dasar, dengan sampel kelas III SD Negeri Jatisawit 03 dan SD Negeri Kaliwadas 03. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, tes, dan angket, sementara teknik analisis data yang digunakan berupa uji Independent sample T test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dari kelas yang diberi perlakuan model pembelajaran talking stick berbasis permainan sambung kata dibanding dengan kelas yang tidak diberi perlakuan, sehingga diterima dengan hasil berpikir kritis menunjukkan sig. 0.000 < 0,05 dan motivasi belajar menunjukkan sig. 0,004 < 0,05. Dengan demikian kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa di kelas jauh lebih baik ketika diberi metode pembelajaran talking stick berbasis permainan sambung kata dibanding dengan metode konvensional.