Abstract :
Penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas secara garis besar dibagi
menjadi dua yakni, karena faktor manusia dan kualitas kendaraan. Untuk
menghindari terjadinya kecelakaan perlu dilakukan upaya untuk menjaga kondisi
kendaraan selalu optimal dengan cara melakukan perawatan dan perbaikan
kendaraan. Prinsip kerja dari sistem rem ABS adalah untuk mencegah terjadinya
slip pada saat kendaraan melakukan pengereman secara mendadak. Hal ini
membuat kendaraan akan mudah dikendalikan sehingga dapat mengurangi resiko
terjadinya kecelakaan.
Ambang batas tersebut dibuat dengan teknologi yang ada pada kendaraan
bermotor yang diproduksi pada tahun 1990an. Sehingga di Indonesia pun perlu
adanya pembaharuan metode pengujian bagi kendaraan yang telah menggunakan
sistem rem ABS, serta menguji apakah ambang batas yang digunakan pada
kendaraan dengan sistem rem non ABS dapat digunakan juga pada kendaraan
yang telah menerapkan sistem rem ABS.
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif,
dimana penelitian ini dilakukan terhadap kendaraan bermotor yang menggunakan
sistem erm ABS dengan cara road test dan menggunakan alat bantu brake tester.
Saat menggunakan cara road test, kendaraan menggunakan 2 kondisi yaitu
dengan kondisi sistem rem ABS berfungsi dan dengan kondisi sistem rem ABS tidak
berfungsi. Dalam pengambilan data ini juga menggunakan variasi kecepatan awal
sebelum melakukan pengereman yaitu 40 km/jam, 45 km/jam, 50 km/jam, 55
km/jam, dan 60 km.jam. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah OBD 2
Scanner, kendaraan bermotor, decelerometer dan brake force pedal.
Dari penelitian ini, didapatkan hasil bahwa sistem rem ABS memiliki
keunggulan yaitu menjaga slip ratio tetap dibawah 30%. Namun pada kendaraan
dengan kondisi sistem rem ABS tidak berfungsi terjadi slip di kecepatan awal 50
km.jam sebesar 34%. Sehingga penulis dapat menyimpulkan untuk pengujian
kendaraan bermotor yang telah menggunakan sistem rem ABS untuk
menggunakan alat bantu pada pemeriksaan teknis scantool ataupun OBD 2 Scanner agar mempermudah dalam pemeriksaan kondisi kinerja dari sistem rem
ABS.
Pada penilaian kelaikan jalan kendaraan yang menggunakan sistem rem
ABS dilakukan dalam konsep road test dengan kecepatan awal 50 km/jam dan
tidak menggunakan alat brake tester. Karena alat brake tester tidak dapat
memutar roller sampai kecepatan 50 km/jam dimana kecepatan tersebut adalah
titik awal sistem rem ABS mulai efektif bekerja.