Abstract :
Kontribusi emisi kendaraan bermotor dalam pencemaran udara di indonesia
itu mencapai 75%, di bandingkan dengan lainnya yang hanya sekitar 25%. Pada
proses pembakaran pada suatu kendaraan terdapat beberapa gas yang di sebut
polutan primer antara lain CarbonMonoksida (CO), HidroCarbon (HC),
NitrogenOksida (NOX), SulfurDioksida (SO2), dan Timbal (Pb). Di dalam gedung
pengujian, sebagian besar kegiatan menimbulkan emisi gas buang kendaraan
bermotor. Gas-gas dari emisi gas buang kendaraan bermotor tersebut dapat
meimbulkan dampak yang tidak baik bagi penguji kendaraan bermotor. Penelitian
ini dilaksanakan diUPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Kabupaten Sleman
dengan menggunakan rancang bangun alat detektor emisi, suhu dan kelembababn
di gedung uji, alat ini menggunakan sensor MQ2, MQ7,MQ135,DHT11 dan juga
blower yang di gunakan untuk mengurangi gas CO,HC,NOX di gedung Pengujian
Kendaraan. Alat ini di rancang dengan tujuan mendeteksi kandungan emisi gas
berbahaya yang berada dilorong pengujian kendaraan bermotor kabupaten
Sleman yang sehari-hari di hirup oleh penguji dan di harapkan dapat menjadi tolak
ukur unit pengujian kendaraan bermotor untuk memperbanyak fentilasi udara
serta penggunaan wajib masker, agar penguji dapat mengurangi dampak emisi
kendaraan yang berada di sekitarnya Pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis yaitu Analisis Deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan
mean atau Rata-rata serta mencari nilai kesalahan alat dengan COHC Tester.
Dengan hasil Nilai Kesalahan Gas HidroCarbon (HC) pada rancang bangun dan
COHC tester memiliki nilai eror 6,04%, Alat ini di pasang pada beberapa POS di
UPTD PKB Kabupaten Sleman agar mengetahui jumlah kadar emisi di gedung uji.
Akan tetapi penurunan kadar emisi di gedung uji kabupaten sleman hanya
berangsur pelan dan tidak signifikan karena belum terlalu baiknya fentilasi udara
dan belum terpasangnya blower di pengujian, maka dari itu untuk mengantisipasi
penurunan emisi yang terlalu lama perlu di pasangnya blower di gedung uji.