Abstract :
Kecelakaan Lalu lintas di Indonesia masih sangat tinggi, dari beberapa
penyebab yang ada salah satunya adalah kegagalan fungsi rem. Ada beberapa
faktor yang menjadi penyebabnya salah satunya adalah fading (overheating) yang
mengakibatkan hilangnya koefisien gesek pada rem tersebut. Untuk mengantisipasi
hal tersebut perlu dilakukan langkah pencegahan diantaranya, dengan cara
memonitor suhu tromol, memberikan peringatan pada pengemudi, memberikan
bantuan pendinginan pada rem pada saat overheating, disamping itu perlu
penyimpanan data dari history pengeriman yang bisa digunakan untuk investigasi
kecelakaan lalu lintas maupun keperluan yang lain.
Metode Penelitian yang digunakan pada Penelitian ini adalah Research and
Development yang merupakan metode untuk menghasilkan dan menyempurnakan
produk yang pernah diteliti sebelumnya. Uji coba produk sangat menentukan
berhasil atau tidaknya alat yang telah dirancang peneliti. Prosedur yang
dilaksanakan dalam penelitian Desain Pengembangan Sistem Monitoring
Temperature Drum Brake Pada Bus Berbasis Arduino mengadaptasi pada model
pengembangan Analize, Design, Development, Implementation and Evaluation
(ADDIE)
Desain Pengembangan Sistem Monitoring Temperature Drum Brake Pada Bus
Berbasis Arduino dapat terealisasi menjadi sebuah alat yang dapat diaplikasikan dan
disimulasikan pada peraga yang berupa miniatur chasis bus. Kinerja sistem
monitoring temperatur brake pada bus berbasis arduino dapat diperoleh dengan
pembacaan temperatur oleh sensor, berfungsinya buzzer (mengeluarkan bunyi) dan
actuator media pendingin (menyemprotkan air) pada temperature 150
O
C, tampilan
data melalui LCD monitor yang berupa temperatur dari masing masing sensor dan
nilai dari pembukaan peda, rem, serta penyimpanan data pada MMC yang memuat
tahun, bulan, tanggal, jam, menit, detik dan nilai dari pembukaan pedal rem
berbentuk txt document. Pada Percobaan I Sensor ditembakkan pada sumber panas
(setrika) berjarak 3,5 cm dari suhu 35
O
C sampai dengan 150
O
C dan dibandingkan
nilai pembacaannya dengan Thermogun, pembacaan temperature dapat terjadi
dengan lancar, perbedaan terbesar adalah 6,49 %, sedangkan pada Percobaan
Sensor II berjarak 1 cm dari suhu 35
O
C sampai dengan 200
O
C, perbedaan
pembacaan suhu antara Sensor dan Thermogun terbesar adalah 4,96%.