Abstract :
Persimpangan merupakan tempat bertemunya kendaraan yang satu dengan
kendaraan yang lain dari arah yang bertentangan yang biasa disebut dengan konflik
lalu lintas. Pengendalian konflik yang benar atau sesuai sangat diperlukan guna
mengurangi potensi terjadinya tabrakan antar kendaraan. Simpang stagger
Kabupaten Ngawi, merupakan simpang tak bersinyal yang memiliki empat kaki
pendekat dimana salah satu kaki pendekat simpang bergeser ke kiri sehingga tidak
lurus dengan kaki pendekat simpang didepannya.
Pada simpang stagger di Kabupaten Ngawi belum diatur arus lalu lintasnya.
Hal ini yang menyebabkan konflik persimpangan banyak terjadi. Oleh karenanya
pada daerah persimpangan perlu diupayakan suatu pengaturan atau pengendalian
yang baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah vissim untuk analisis
kinerja simpang kondisi eksisting dan kondisi penanganan simpang. SSAM untuk
analisis konflik lalu lintas yang terjadi pada simpang.
Langkah selanjutnya adalah memberikan alternatif penanganan dari
permasalahan konflk lalu lintas yaitu dengan pengaturan 2 fase dan 3 fase.
Kemudian dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting terkait pengurangan
konflik lalu lintas dan kinerja simpang. Alternatif penanganan simpang yang dipilih
yaitu penambahan APILL dengan pangaturan 3 fase dan waktu siklus 82 detik
karena Pada alternatif ini mampu menurunkan konflik lalu lintas sebanyak 83% dan
nilai tundaan 31,47 dengan tingkat pelayanan A. Dengan penurunan konflik lalu
lintas dan tingkat pelayanan simpang yang baik maka tingkat keselamatan simpang
stagger akan meningkat.