Abstract :
Transportasi di Indonesia sudah berkembang cukup pesat. Transportasi
dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau
mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain agar lebih bermanfaat
atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Simpang 3 Singodutan
Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu simpang yang terletak di ruas jalan
yang menurut analisis TIM PKP Kabupaten Wonogiri memiliki pringkat ke 3 ruas
jalan rawan kecelakaan yang jumlah kecelakaannya mencapai 20 kecelakaan di
simpang tersebut selama kurun waktu 3 tahun (2016-2019). Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui tingkat pelayanan simpang, mengetahui
perlengkapan simpang, kemudian memberikan rekomendasi untuk peningkatan
keselamatan dengan perubahan geometrik jalan di salah satu kaki simpang.
Tingkat pelayanan simpang dapat diketahui melalui metode Perhitungan
dalam MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia). Perbaikan perlengkapan jalan
dan geometrik jalan menjadi hal yang harus dilakukan. Perbaikan geometrik jalan
di salah satu kaki simpang adalah dengan melakukan pemotongan median jalan
yang bertujuan untuk penambahan kapasitas jalan dan peningkatan keselamatan
karena median yang terlalu lebar membuat simpang tersebut tidak simetris.
Tingkat pelayanan simpang yang didapatkan berbeda di setiap kaki
simpang. Untuk kaki simpang Barat (Klaten) memiliki nilai tundaan sebesar.
1,072 det/kendaraan, sehingga jika diakumulasikan memiliki tingkat Pelayanan A.
Kemudian pada kaki simpang Selatan (Wonogiri) memiliki nilai tundaan sebesar
26,135 det/kendaraan, serta pada kaki simpang utara (Solo) memiliki nilai 33,884
sehingga keduanya memiliki tingkat pelayanan D. Selanjutnya peningkatan
keselamatan jalan dengan perbaikan marka, rambu dan geometrik jalan. Marka
yang banyak terhapus ditambahkan seperti marka zebra cross, stop line, dan
yellow box. Untuk rambu yang masih sangat minim perlu adanya tambahan
rambu peringatan adanya APILL (Alat Pemberi Isyarat Lampu Lalu Lintas),
kemudian rambu peringatan simpang 3. Selanjutnya pada geometrik jalan
perubahan dilakukan di kaki simpang utara yaitu dengan memotong median jalan
yang semula memiliki lebar 9 m menjadi 5 m yang bertujuan untuk
menyesuaikan geometrik simpang. Dengan begitu kapasitas simpang yang ada di
kaki selatan akan bertambah karena sisa median yang dipotong berubah menjadi
tambahan lajur.