DETAIL DOCUMENT
KAJIAN KETEPATAN KADER DALAM PLOTTING DAN INTERPRETASI HASIL PENIMBANGAN BB BALITA DALAM KMS DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING II, KABUPATEN SLEMAN
Total View This Week0
Institusion
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Author
Nur Laily Putri Wikandari,
Subject
RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine 
Datestamp
2021-11-05 03:45:39 
Abstract :
Latar Belakang : Anak merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, kehidupannya harus dipersiapkan sebaik mungkin sejak dalam kandungan hingga berusia 2 tahun. Diharapkan tidak terdapat masalah pertumbuhan dalam masa itu. Akan tetapi, hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa 19,6% balita mengalami masalah gizi berat kurang. Pemantauan pertumbuhan menjadi sangat penting, untuk itu pemerintah berupaya memberikan pelayanan dengan dilaksanakanya program Posyandu. Pelaksana kegiatan ini adalah kader, sehingga sebagai seorang pelaksana, keterampilan kader sangat berperan dalam kegiatan ini. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki kader adalah plotting dan interpretasi hasil penimbangan balita dalam KMS sebagai salah satu indikator penilaian pertumbuhan balita. Tujuan : Diketahuinya ketepatan kader dalam plotting dan interpretasi hasil penimbangan balita dalam KMS berdasarkan keikutsertaannya dalam pelatihan, tingkat pendidikan dan lamanya menjadi kader. Metode : Penelitian ini adalah penelitian observasi, dengan desain crosssectional. Penelitian dilakukan di 54 Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II, Kabupaten Sleman pada bulan Mei-Juni 2018 terhadap 71 kader Posyandu yang memenuhi syarat inklusi. Hasil : Sebagian kader sudah tepat dalam melakukan plotting sebesar 67,6% dan tidak tepat 32,4%. Sebagian kader juga sudah tepat dalam melakuka interpretasi sebesar 54,9% dan tidak tepat sebesar 45,1%. Usia kader terbanyak adalah 46-55 tahun (42,3%). Sebagian besar kader belum pernah mengikuti pelatihan tentang penggunaan KMS Antro 2005 (52,1%). Status pendidikan kader terbanyak adalah pendidika tinggi (83,1%), dan lama menjadi kader sebagian besar >5 tahun (78,9%). Kesimpulan : Berdasarkan analisis deskriptif diketahui bahwa kader yang pernah mengikuti pelatihan, berstatus pendidikan tinggi, dan sudah lama menjadi kader lebih terampil dalam melakukan plotting dan interpretasi hasil penimbangan balita dalam KMS. Kata kunci : Kader, keterampilan kader, kurva pertumbuhan, Posyandu 
Institution Info

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta