DETAIL DOCUMENT
ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. S USIA 39 TAHUN G3P2A0AH2 DENGAN USIA BERISIKO DI PUSKESMAS IMOGIRI I
Total View This Week0
Institusion
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Author
Umi Ma'sum,
Subject
RT Nursing 
Datestamp
2022-03-04 04:57:15 
Abstract :
SINOPSIS ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN NY. S USIA 39 TAHUN G3P2A0AH2 DENGAN USIA BERISIKO DI PUSKESMAS IMOGIRI I Menurut penelitian Septiana tahun 2013 yang dilakukan di Kota Yogyakarta, sebanyak 166 ibu (67%) memiliki faktor resiko selama kehamilannya. Faktor usia dan paritas merupakan faktor berisiko terhadap terjadinya komplikasi kehamilan. Usia <20tahun organ reproduksi belum matang dan siap untuk pembuahan. Sedangkan usia >35tahun mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ reproduksi yang menua. Jalan lahir juga bertambah kaku, ada kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Bahaya yang dapat terjadi adalah hipertensi, preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan macet, perdarahan setelah bayi lahir, bayi lahir dengan BBLR yaitu < 2500 gram1. Salah satu ibu hamil dengan faktor risiko usia >35 tahun di Puskesmas Imogiri I adalah Ny. S. Kunjungan Antenatal Care (ANC) yang pertama ditemukan kehamilan ibu normal namun suspect BBLR dengan TFU 26cm sehingga dilakukan perencanaan asuhan untuk dilakukan USG pada kunjungan selanjutnya yaitu 3 hari lagi. Penelitian Zubaidi di Semarang menyatakan bahwa luaran perinatal pada ibu hamil usia tua akan meningkatkan kejadian BBLR2. Setelah dilakukan USG hasil perkiraan fetal weight adalah 2900-3600gr. Persalinan Ny. S pada usia kehamilan 39 minggu lebih 4 hari. Kala 1 berlangsung antara 7-8 jam, kala II berlangsung 25 menit. Ibu bersalin spontan tanpa komplikasi dengan laserasi derajat II. Bayi lahir spontan, menangis kuat, gerakan aktif dengan berat 3000gr panjang 51cm. Pengkajian pada Ny. S nifas hari ketiga, ibu mengatakan putingnya lecet, ASI sudah keluar lancar. Masalah teratasi pada nifas hari ke 5 setelah diberikan konseling teknik menyusui yang benar. Pengkajian selanjutnya nifas hari ke 23 ibu mengatakan ASI keluar sedikit pada malam hari sehingga sudah satu minggu memberikan susu formula pada bayi saat malam hari. Frekuensi pemberian susu formula 1-2x pada malam hari saja diantara pemberian ASI. Jika menyusui pada malam hari, suami Ny. S tidak mendampingi. Sebuah penelitian di Padang menyatakan bahwa kurangnya motivasi intrinsik dapat mempengaruhi keberhasilan ASI ekslusif3. Bentuk dukungan suami adalah salah satu sumber motivasi instrinsik bagi ibu. Pengkajian nifas hari ke 23 ibu mengatakan ingin menggunakan metode kontrasepsi suntik 3 bulan. Ibu diberikan konseling macam-macam alat kontrasepsi berikut keuntungan dan efek sampingnya. Diakhir konseling ibu mantap menggunakan metode kontrasepsi suntik 3 bulan dengan alasan riwayat KB yang dulu adalah suntik 3 bulan selama 8 tahun. Tanggal 3 September 2021 yaitu nifas hari ke 24 ibu kunjungan ke bidan untuk melakukan KB dengan metode suntik 3 bulan, ibu tidak ada keluhan. 
Institution Info

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta