Abstract :
Latar belakang: Jumlah lanjut usia hipertensi di Jawa Barat kelompok usia 65-
74 tahun mencapai 71,08% dan pada kelompok usia 75+ tahun mencapai 77,77%.
Data dari Dinas Kabupaten Kuningan Hipertensi termasuk 10 besar penyakit.
Terapi musik tradisional kecapi suling dan Terapi relaksasi nafas dalam dapat
digunakan sebagai terapi menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi musik tradisional kecapi suling dan
terapi relaksasi nafas dalam terhadap penderita hipertensi pada lansia di Desa
Pagundan Kabupaten Kuningan Tahun 2022.
Metode: Jenis penelitian quasi experiment dengan rancangan Two Group Pretest
Posttest Design. `Populasi sebanyak 102 orang. Berdasarkan purposive sampling
diperoleh jumlah 50 sampel, 25 sampel pada terapi musik tradisional kecapi
suling dan 25 sampel pada terapi relaksasi nafas dalam. Instrumen berupa alat
pengukur tekanan darah digital Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat
mengunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian: rata-rata sistolik sebelum terapi musik tradisional kecapi suling
yaitu 175mmHg dan diastol 86mmHg, mengalami penurunan menjadi 154 mmHg
dan 78mmHg setelah terapi. Rata-rata sistolik sebelum diberikan terapi nafas
dalam 180mmHg dan diastol 83mmHg, mengalami penurunan menjadi 154
mmHg dan 79mmHg setelah diberikan terapi nafas dalam. Hasil terapi kecapi
suling menunjukkan nilai p = 0,000 (<0,05) pada tekanan darah sistolik dan nilai p
= 0,001 (<0,05) pada tekanan darah diastolik. Terapi relaksasi nafas dalam
menunjukkan nilai p = 0,000 (<0,05) pada tekanan darah sistolik dan nilai p =
0,003 (<0,05) pada tekanan darah diastolik
Simpulan: terapi musik tradisional kecapi suling maupun terapi relaksasi nafas
dalam berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik saran
lanjut usia dapat melakukan terapi tersebut secara mandiri di rumah dengan
pendampingan keluarga.
Kata kunci : Musik kecapi suling, Relaksasi nafas dalam, Hipertensi
Kepustakaan : (18 Buku, 9 Jurnal 2019-2021, 4 Skripsi 2018-2021 )