Abstract :
ABSTRAK
Latar Belakang: World Health Organization (WHO, 2018) dalam data World
Health Statistik 2018, menyatakan bahwa kematian balita akibat ISPA di dunia
menduduki urutan pertama. Berdasarkan data laporan rutin Subdit ISPA tahun
2018, didapatkan insiden (per 1.000 balita) di Indonesia sebesar 20,06 %. Provinsi
Jawa Barat berada pada urutan ke 7 dengan prevalensi ISPA sebesar 11,2 per 1.000
penduduk. UPT Puskesmas Rajagaluh memiliki angka kejadian ISPA tertinggi dari
10 besar penyakit yang sering di derita oleh masyarakat setempat khususnya balita.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paparan asap rokok,
penggunaan obat nyamuk bakar dan kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada
balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Rajagaluh tahun 2022.
Metode: Jenis penelitian ini adalah Analitik kuantitatif dengan pendekatan Cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu rata-rata balita ISPA yang berkunjung
ke UPT Puskesmas Rajagaluh pada 3 (tiga) bulan terakhir tahun 2021 berjumlah
109 orang dengan jumlah sampel 85 orang didapat menggunakan Teknik
Accidental Sampling sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen penelitian
menggunakan lembar checklist. Uji statistik menggunakan Chi-Square.
Hasil: Hasil analisis bivariat hubungan antara paparan asap rokok (P?Value=0,011), penggunaan obat nyamuk bakar (P-Value=0,000), dan kepadatan
hunian (P-Value=0,035).
Simpulan: Terdapat hubungan paparan asap rokok, penggunaan obat nyamuk
bakar dan kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja
UPT Puskesmas Rajagaluh tahun 2022.
Saran: Diharapkan orang tua menciptakan lingkungan sehat dengan cara
menjauhkan balita dari asap rokok, obat nyamuk bakar dan memiliki kebiasaan
membuka jendela setiap hari.