Abstract :
Latar Belakang : Penyakit tuberculosis saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang dihadapi
oleh Indonesia dan disaat yang bersamaan Indonesia juga di hadapkan dengan wabah corona virus
(covid-19). Majalengka khsusnya Kecamatan Sindangwangi menempati peringkat ke 20 Dengan
32 pasien TBC dan mempunyai PMO sebagai pengawas pasien sekitar 32 orang dengan tingkat
keberhasilan 90,6%. Adanya virus ini pasien sangat ketakukan untuk berobat ke pelayanan
kesehatan terdekat dan kepatuhan berobat menjadi rendah oleh karena itu dibutuhkan pengawas
minum obat agar kepatuhan berobat pada pasien TBC meningkat. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan pendampingan minum obat dengan tingkat kepatuhan pasien TBC pada
masa pandemi covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka
Tahun 2021.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan kuantitatif analitik cross sectional. Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 32 orang dengan menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan
yaitu kuesioner pengawas minum obat dan kuesioner MMAS-8, pengambilan data melalui metode
wawancara pada responden dengan penilaian uji statistik chi square.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan PMO mendukung kepatuhan tinggi 26 (89,7%), kepatuhan
rendah 3 (10,3%), PMO yang tidak mendukung kepatuhan rendah 3 (100%). Hasil uji statistic uji
Fisher?s Exact didapatkan hasil p = 0,004 dengan OR 95% CI = 0,103.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara pendampingan minum obat dengan
tingkat kepatuhan pasien TBC pada masa pandemi covid-19 di wilayah kerja Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2021. Saran : PMO perlu meningkatkan kinerja
terutama dalam hal pemberan informasi dan komunikasi terhadap pasien dan keluarga, karena
dikhawatirkan akan terjadi penularan penyakit yang lebih banyak jika tidak segera di terapkan dari
sekarang.
Kata kunci : Pengawas Minum Obat, Kepatuhan Berobat, Pasien TBC, Covid-19
Kepustakaan : 6 Skripsi (2012- 2020), 7 Buku (2009- 2019), 8 Jurnal (2016-2020), 8 Web (2011-
2021)