Abstract :
Latar Belakang : Tercatat dalam kurun waktu tahun 2020 telah terjadi 2.925
bencana alam, kejadian banjir telah terjadi hingga sebanyak 1.065 kejadian. Angin
puting beliung telah terjadi sebanyak 873 dan tanah longsor 572 kejadian.
Karhutla telah terjadi sebanyak 326, gelombang pasang dan abrasi 36 kejadian
dan kekeringan terjadi sebanyak 29 kejadian di Tanah Air.
Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi
adalah seluruh kepala keluarga di Desa Karangsari berjumlah 704 Kepala
Keluarga, teknik sampling menggunakan purposive sampling didapat 87
responden. Instrumen menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan
Chi square.
Hasil : Penelitian menunjukkan sebanyak 39 orang (44,8%) memiliki
pengetahuan yang baik, 47 orang (54%) memiliki sikap mendukung, sebanyak 65
orang (74,7%) tidak pernah mengikuti pelatihan tkesiapsiagaan bencana, 58 orang
(66,7%) pernah mengalami bencana selain bencana longsor, 55 orang (63,2%)
memiliki kesiapsiagaan yang kurang baik. Hasil analisis bivariat hubungan antara
pengetahuan dengan kesiapsiagaan bencana (p-value=0,037), sikap (p-value=
0,226), keikutsertaan pelatihan (p-value= 0,642), pengalaman (p-value=0,271).
Kesimpulan : Disimpulkan hanya faktor pengetahuan yang memiliki hubungan
dengan kesiapsiagaan bencana. Disarankan pemerintah desa membentuk
organisasi di desa dengan melibatkan karangtaruna untuk memantau dan
melakukan tindakan kesiapsiagaan longsor
Kata kunci : bencana, keluarga, kesiapsiagaan
Kepustakaan : 8 Buku (2012 s.d. 2016)
15 Jurnal (2012 s.d. 2021)