Abstract :
Latar Belakang : Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam. Data
kejadian bencana di Indonesia menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana
pada tahun 2018 mencapai 2.572 kejadian, 473 kejadian longsor. Data kejadian
bencana pada tahun 2019 periode 1 Januari ? 31 Desember sebanyak 3.814
kejadian, 719 tanah longsor. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 8 orang
responden di Puskesmas Ciniru yang berada di daerah rawan bencana tanah longsor
yang tinggi didapatkan hasil bahwa dimana 5 dari 8 perawat sudah memahami dan
memili kemampuan terhadap tanggap bencana.
Metode : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross-sectional.
Populasi dalam penelitian ini 4 puskesmas yaitu Ciwaru, Karangkancana, Subang
dan Cilebak dengan menggunakan non probability sampling diperoleh sampel 32
responden. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis univariat berupa
distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil : Hasil uji statistik diperoleh (71,9%) pengetahuan baik, (81,3%) sikap baik,
(81,3%) motivasi baik, (56,3%) fasilitas penunjang baik dan (56,3%) kemampuan
tanggap bencana baik. Hasil uji chi square variable pengetahuan diperoleh nilai p
= 0.000, variabel sikap p = 0.002, variabel motivasi p = 0.002 sehingga diperoleh
nilai p = 0,05, dan variabel fasilitas penunjang p = 0.419 sehingga nilai p > 0,05.
Simpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan motivasi dalam
kemampuan perawat tanggap bencana dan tidak adanya hubungan antara fasilitas
penunjang dengan kemampuan tanggap bencana pada perawat di Puskesmas rawan
bencana longsor Kabupaten Kuningan Tahun 2021. Perawat dalam tanggap
bencana tanah peranan orangtua dalam kemampuan. Maka dari itu setiap
puskesmas harus menyediakan fasilitas penunjang untuk keperluan tanggap
bencana.
Kata Kunci : Perawat, Tanggap Bencana, Pengetahuan, Sikap, Motivasi
Kepustakaan : Buku 10 (2010 ? 2019), Jurnal 8 (2007 ? 2018), Skripsi 3 (2009 ?
2015), Departement 6 (2009 ? 2020)