Abstract :
Sejak peraturan dari Kemendikbud mengenai pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi covid-19, maka seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara BDR atau daring. Namun pada pelaksanaan BDR tidak sepenuhnya berjalan secara maksimal dan efisien. Masih terdapat orang tua dan guru PAUD yang mengalami banyak kendala pada saat pembelajaran berlangsung antara lain jaringan internet, harus banyak waktu luang, pembelajaran yang tidak efektif, mood anak yang berubah-ubah. Dari berbagai asumsi tersebut akan menghasilkan persepsi antara orang tua dan guru PAUD. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data di lapangan tentang persepsi orang tua dan guru PAUD terhadap permasalahan pelaksanaan pembelajaran BDR di TK ABA Krapyak Wetan. Kemudian mendeskripsikan, menganalisis, hingga mengambil kesimpulan atas persepsi yang telah ditemukan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengambilan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini yaitu orang tua dan guru PAUD di TK ABA Krapyak Wetan. Instrumen yang dipakai melalui wawancara. Pada penelitian ini dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Milles dan Huberman dengan tahapan: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi orang tua dan guru PAUD terhadap permasalahan pelaksanaan pembelajaran BDR di TK ABA Krapyak Wetan yakni melalui tiga aspek yaitu pertama, kognisi (pengetahuan) menjelaskan bahwa orang tua dan guru PAUD mengalami permasalahan pada saat pembelajaran BDR. Kedua afeksi (perasaan) pada saat orang tua dan guru menghadapi atau menemui permasalahan tersebut orang tua dan guru merasa sedih ketika menemukan permasalahan, bingung saat kesulitan mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang ditemui ketika pelaksanaan BDR, dan senang ketika permasalahan tersebut dapat teratasi dengan baik dan peserta didik serta orang tua saling berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan yang ditemui. Ketiga yaitu psikomotor (tindakan) menjelaskan bahwa terdapat permasalahan pada saat pelaksanaan BDR antara lain pembelajaran yang sering monoton berbeda dengan pembelajaran tatap muka di sekolah sehingga membuat peserta didik cepat bosan, jaringan internet yang tidak stabil, dan guru kesulitan menemukan ide-ide untuk pembelajaran.