Abstract :
World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 mencatat bahwa Indonesia menempati urutan ke dua untuk angka kejadian tuberkulosis paru setelah India. Berbagai pengendalian dan penatalaksanaan tuberkulosis paru telah dilakukan di Indonesia, namun angka kejadiannya justru terus meningkat. Hal tersebut bisa terjadi karena faktor kelalaian kepatuhan dalam pengobatan. Kepatuhan pengobatan juga dipengaruhi faktor internal dari individu tersebut yaitu karakteristik diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien dengan kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis paru di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Purwokerto. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita Tuberkulosis Paru yang melakukan pengobatan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Purwokerto. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Responden penelitian ini berjumlah 42 orang. Data diambil dengan memberikan lembar kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah Spearman Rank dan Koefisien Kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan kepatuhan minum obat (p=0.000, r=-0.515), jenis kelamin dengan kepatuhan minum obat (p=0.035, r=0.309), tingkat pendidikan dengan kepatuhan minum obat (p=0.000, r=0.565), tingkat pendapatan dengan kepatuhan minum obat (p=0.003, r=0.441), dan pekerjaan dengan kepatuhan minum obat (p=0.003, r=0.495).