Abstract :
Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Pada kelompok tersebut mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan zat-zat gizi yang lebih besar dari kelompok umur yang lain sehingga balita paling mudah menderita kelainan gizi. Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak di dunia berkaitan dengan masalah gizi kurang, yang dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Ibu yang mengalami kekurangan gizi pada saat hamil, atau anaknya mengalami kekurangan gizi pada usia 2 tahun pertama, pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mentalnya akan lambat (Depkes RI, 2013).
Indikator kesehatan yang dinilai pencapaiannya dalam Millenium Development Goal?s 2015 (MDG?s 2015) adalah status gizi balita. Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) (Depkes RI, 2013). Pengurangan jumlah penderita gizi kurang menjadi salah satu target MDG?s 2015. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi 3,3% gizi buruk dan 18% gizi kurang, hasil evaluasi untuk tahun 2015 angka pencapaian gizi buruk masih 8,8% dan gizi kurang 28%. Hal ini masih jauh dari angka kecukupan target, sehingga program pengentasan masalah gizi buruk dan gizi kurang menjadi salah satu prioritas dalam program Sustainable Development Goal?s 2025 (SDG?s 2025).