DETAIL DOCUMENT
HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN HIPERBILIRUBIN DI RUANG PERINATAL RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA
Total View This Week0
Institusion
Universitas Harapan Bangsa
Author
Indriyani, Indriyani
Subject
Keperawatan 
Datestamp
2022-09-02 01:58:56 
Abstract :
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program berbagai penyebab kematian maupun program kesehatan ibu dan bayi. Kematian bayi disebabkan oleh beberapa faktor seperti Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, dan kelainan kongenital. Bayi lahir dengan BBLR dapat menyebabkan hiperbilirubin, namun tidak menutup kemungkinan bayi berat badan lahir cukup dan berat badan lahir besar juga dapat mengalami hiperbilirubin. Angka kejadian hiperbilirubin di Ruang Perinatal RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada tahun 2018 sebanyak 296 (20%), terjadi pada bayi dengan BBLR maupun non BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian hiperbilirubin di Ruang Perinatal RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Metode penelitian ini menggunakan studi kohort retrospektif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 95 responden. Uji statistik yang digunakan adalah Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi baru lahir adalah dengan berat badan lahir cukup yaitu sebanyak 61 responden (64,2%). Sebagian besar bayi baru lahir tidak mengalami hiperbilirubin sebanyak 57 responden (60,0%). Hasil uji Spearman Rank diperoleh p-value 0,953, artinya tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian hiperbilirubin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian hiperbilirubin di Ruang Perinatal RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Berat badan lahir tidak selalu menjadi faktor risiko terjadinya hiperbilirubin, mungkin ada faktor risiko lain yang lebih memengaruhi terjadinya hiperbilirubin. Petugas kesehatan disarankan untuk memberikan upaya preventif untuk mengurangi angka kejadian ikterus neonatorum. 
Institution Info

Universitas Harapan Bangsa