Abstract :
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012, sebesar 78% balita yang berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA, penyakit ini lebih banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan negara maju dengan persentase masing-masing sebesar 25%-30% dan 10%-15%. WHO memperkirakan insiden ISPA di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada usia balita. Pada umumnya, ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak-anak. Kasus terbanyak terjadi di India (43 juta), China (21 juta), Pakistan (10 juta) dan Bangladesh, Indonesia, Nigeria masing-masing 6 juta episode. Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat,
7-13% kasus berat memerlukan perawatan rumah sakit (Fitri, 2012).
Kasus ISPA di Indonesia selalu menempati urutan pertama penyebab
kematian bayi. Tahun 2009 tercatat sebesar 32,1%, tahun 2010 sebesar 18,2%
dan tahun 2011 38,8%, hal tersebut tersebut dikarenakan penanganan pertama
yang kurang maksimal pada bayi yang mengalami ISPA. Berdasarkan
prevalensi ISPA tahun 2012 di Indonesia telah mencapai 25% di 16 Propinsi.
ISPA juga merupakan 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Survei mortalitas yang dilakukan terkait penyakit ISPA tahun 2013 menempatkan ISPA/
Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi kedua terbesar di Indonesia
dengan persentase 32,10% dari seluruh kematian balita (Kemenkes, 2013).