DETAIL DOCUMENT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Z DENGAN BENIGNA PROSTATE HYPERPLASIA (BPH) POST OPERASI TRANSURETHRAL RESECTION PROSTATECTOMY (TURP) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Total View This Week0
Institusion
Universitas Harapan Bangsa
Author
SUGIRI, ANI
Subject
Keperawatan 
Datestamp
2021-10-20 04:27:06 
Abstract :
A. LATAR BELAKANG Benigna Prostat Hyperplasia atau BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat non-kanker. BPH dapat menyebabkan penekanan pada uretra ditempat uretra menembus prostat sehingga berkemih menjadi sulit, mengurangi kekuatan aliran urin, atau menyebabkan urin menetes (Corwin, 2009). BPH merupakan pembesaran atau hipertrofi, kelenjar prostat. Kelenjar prostat membesar, meluas ke atas menuju kandung kemih dan menghambat aliran keluar urin. Berkemih yang tidak tuntasdan retensi urin yang memicu stasis urin dapat menyebabkan hidronefrosis, hidroureter, dan infeksi saluran kemih (urinarey tract disease, UTI) (Brunner & Suddarth, 2013). Tanda gejala pada penderita BPH yaitu gejala obstruktif dan iritatif (Yuliana, 2011). Gejala obstruktifnya antara lain fase berkemih yang lama dan kadang disertai mengejan (hesitansi), terputus-putusnya aliran kencing saat BAK (intermittency), menetesnya urine pada akhir BAK (terminal dribling), pancaran lemah, dan rasa tidak puas saat berkemih. Sedangkan gejala iritatifnya antara lain perasaan ingin BAK yang sulit ditahan (urgency), frekuensi BAK lebih sering dari biasanya, dan nyeri saat BAK (disuria) (Haryono, 2013). Penanganan BPH dapat dilakukan dalam berbagai cara diantaranya lain watchfull waiting, medikamentosa, dan tindakan pembedahan. Transurethral Resection Prostatectomy (TURP) menjadi salah satu tindakan pembedahan yang paling umum dilakukan untuk mengatasi pembesaran prostat. Tindakan pembedahan ini dipilih karena memiliki efek minimal jika dibandingkan dengan jenis pembedahan lainnya. 
Institution Info

Universitas Harapan Bangsa