ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR BY NY. N UMUR 5 JAM DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATAL RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2018
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
Universitas Harapan Bangsa
Author
TRIYANTI, TRIYANTI
Subject
Kebidanan
Datestamp
2021-10-21 06:49:19
Abstract :
A. LATAR BELAKANG Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebagai bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Sebagian besar bayi dengan BBLR dilahirkan di negara berkembang termasuk Indonesia, khususnya di daerah yang populasinya rentan. BBLR bukan hanya penyebab utama kematian prenatal dan penyebab kesakitan. Studi terbaru menemukan bahwa BBLR juga meningkatkan risiko untuk penyakit tidak menular seperti diabetes dan kardiovaskuler di kemudian hari. Begitu seriusnya perhatian dunia terhadap permasalahan ini hingga World Health Assembly pada tahun 2012 mengesahkan Comprehensive Implementation Plan on Maternal, Infant and Young Child Nutrition dengan menargetkan 30% penurunan BBLR pada tahun 2025 (WHO, 2014). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013, menyebutkan angka kejadian BBLR di Indonesia sebanyak 10,2% lebih rendah dari tahun 2010 (11,1%). Persentase BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah (16,9%) dan terendah di Sumatera Utara (7,2%), sedangkan Jawa Tengah menyumbang sebanyak 10,0% dan menduduki peringkat 19 dari 34 provinsi.
A. LATAR BELAKANG Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebagai bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Sebagian besar bayi dengan BBLR dilahirkan di negara berkembang termasuk Indonesia, khususnya di daerah yang populasinya rentan. BBLR bukan hanya penyebab utama kematian prenatal dan penyebab kesakitan. Studi terbaru menemukan bahwa BBLR juga meningkatkan risiko untuk penyakit tidak menular seperti diabetes dan kardiovaskuler di kemudian hari. Begitu seriusnya perhatian dunia terhadap permasalahan ini hingga World Health Assembly pada tahun 2012 mengesahkan Comprehensive Implementation Plan on Maternal, Infant and Young Child Nutrition dengan menargetkan 30% penurunan BBLR pada tahun 2025 (WHO, 2014). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013, menyebutkan angka kejadian BBLR di Indonesia sebanyak 10,2% lebih rendah dari tahun 2010 (11,1%). Persentase BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah (16,9%) dan terendah di Sumatera Utara (7,2%), sedangkan Jawa Tengah menyumbang sebanyak 10,0% dan menduduki peringkat 19 dari 34 provinsi.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
