Abstract :
Proses kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir serta keluarga berencana
memerlukan pemantauan dan pemeriksaan secara berkesinambungan yang
berguna untuk mengetahuitumbuh kembang janin dan kesehatan ibu, karena
pemeriksaan yang optimal sangat membantu untuk penanganan masalah yang ada
pada ibu dimasa kehamilan maupun sampai saat persalinan tiba. Tujuan
dilakukannya asuhan Continuity Of Careadalah untuk deteksi dini adanya
kelainan dan komplikasi agar dapat ditangani sehingga dapat menekan angka
mortalitas dan morbiditas.
Metode yang digunakan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah
study kasus yang dilakukan pada ?Ny. A? G2P10001 di PMB Sri Rulihari, S.ST.,
M.Kes Gresiksecara continuity of care dengan menggunakan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan mulai dari masa hamil, persalinan, bayi baru lahir,
neonatus, masa nifas sampai dengan keluarga berencana.
Asuhan kehamilan pada Trimester I dan II diperoleh dari data rekam medis,
sedangkan pada trimester III dilakukan kunjungan sebanyak dua kali pada usia
kehamilan 38 mingguibu tidak ada masalah, TTV dalam batas normal, TFU
pertengahan pusat - PX (28 cm), nilai KSPR trimester III 2.Asuhan yang
diberikan yaituistirahat dan tanda-tanda persalinan, pemberian terapi sulfate (1 x
1) alinamin dan trifacalk (1x1) dan pada usia kehamilan 39 minggu ibu tidak ada
masalah,TTV dalam batas normal, TFU pertengahan pusat - PX (30 cm), nilai
KSPR trimester III yaitu 2. Asuhan yang diberikan yaitu KIE tanda ? tanda
persalinan, dan lanjutkan terapi neurodex, alinamin.
Asuhan persalinan berjalan normal, kala 1selama 6 jam, kala II 15 menit,
kala III 7 menit,laserasi derajat 2, dan pada kala IV dilakukan observasi selama 2
jam. Bayi lahir spontan pukul 21.45 WIB, menangis kuat, jenis kelamin laki -
laki, berat lahir 3850 gram, panjang badan 50,5 cm, A-S 7-8, terdapat lubang
anus, dan tidak ada kelainan.
Pada kunjungan nifas dilakukan sebanyak 4 kali, pada kunjungan pertama
yaitu 1hari postpartum ibu mengeluh nyeri jahitan, TTV dalam batas normal, TFU
2 jari bawah pusat, lochea rubra. Asuhan yang diberikan yaitu KIE penanganan
keluhan, cara meneteki yang benar, perawatan payudara, tanda bahaya nifas,
nutrisi, istirahat, perawatan tali pusat, kebersihan perineum, anjurkan bayinya
dipanaskan dibawah sinar matahari mulai dari pukul 06.30-07.00 WIBmuka bayi
membelakangi matahari semua baju dilepas kecuali popoknya dan mata bayi
harus ditutupi, terapi obat yaitu yusimox, opistan, vitasi, dan kapsul vitamin A
200.000 IU. Pada kunjungan kedua yaitu 4 hari postpartum ibu mengeluh nyeri
pada jahitan, kondisi luka jahitan masih basah, TTV dalam batas normal, TFU
pertengahan symphisis ? pusat, lochea sanguilenta. Asuhan yang diberikan yaitu
konseling perawatan payudara, cara meneteki yang benar, nutrisi, tanda bahaya
bayi, dan terapi obat yaitu yusimox, opistan, ferros sulfate. Pada kunjungan ketiga
yaitu 2 minggu postpartum ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan, kondisi luka
jahitan masih basah, TTV dalam batas normal, TFU tidak teraba, lochea serosa.
Asuhan yang diberikan yaitu KIE tentang nutrisi, menganjurkan ibu untuk tetap
memberikan ASI eksklusif dan terapi obat yaitu yusimox, opistan, sulfate. Pada
kunjungan keempat yaitu 6 minggu postpartum ibu mengatakan nyeri perut, TTV
dalam batas normal, TFU sudah tidak teraba, lochea alba. Asuhan yang diberikan
yaitu konseling tentang KB, dan memberikan terapi obat yaitu ferros sulfate.
Kunjungan neonatus dilakukan 3 kali. Pada kunjungan pertama yaitu 24
jam, KU baik, bayi sudah BAB/BAK, TTV dalam batas normal, tali pusat basah.
Pada kunjungan yang kedua yaitu 4 hari, bayi tidak ada kelainan, bayi hanya
minum ASI tanpa makanan tambahan apapun, BAK ± 7 ? 8 kali sehari, BAB 2
kali sehari. Asuhan yang diberikan yaitu KIE tentang tanda bahaya bayi sakit dan
tetap menjaga suhu bayi. Pada kunjungan neonatus ketiga yaitu usia 14 hari, bayi
tidak ada kelainan, bayi hanya minum ASI tanpa makanan tambahan apapun,
BAK ± 7 kali sehari, BAB 3 kali sehari. Asuhan yang diberikan yaitu KIE tentang
tanda bahaya bayi sakit, perawatan BBL dirumah, KIE kebutuhan ASI.
Asuhan keluarga berencana pada NY. ?A? dilakukan setelah masa nifas
selesai pada tanggal 25 Mei 2019, TTV dalam batas normal, asuhan yang
diberikan yaitu konseling KB kondom dan dilakukan informed consent.
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan Continuity Of Care yang telah
dilakukan diharapkan ibu dan bayi sehat, tidak terjadi penyulit maupun
komplikasi. Bidan harus dapat update ilmu kesehatan yang terbaru dan
meningkatkan kualitas pelayanan untuk menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas kematian ibu dan bayi. penerapan ANC terpadu, kelas ibu hamil dan
deteksi dini risiko tinggi untuk memberikan asuhan yang sesuai dengan standart
kompetensi.