DETAIL DOCUMENT
PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN KEONG BAKAU (Telescopium telescopium) DALAM PEMANFAATANNYA SEBAGAI BIOFILTER LIMBAH TAMBAK UDANG INTENSIF
Total View This Week0
Institusion
Universitas Muhammadiyah Malang
Author
DWI NOVIANA, ERIS
Subject
SH Aquaculture. Fisheries. Angling 
Datestamp
2012-06-30 05:20:41 
Abstract :
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 31 Desember 2005 sampai tanggal 29 Januari 2006 di Laboratorium Indoor Jurusan Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan kelulushidupan keong bakau dalam pemanfaatannya sebagai biofilter limbah tambak udang intensif. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan teknik pengambilan data pengamatan secara langsung, dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini didasarkan pada 4 perlakuan yang masing-masing dibedakan dengan perbedaan jumlah keong bakau (Telescopium telescopium) yang diberikan pada setiap akuarium. Tiap akuarium diisi dengan 20 cm limbah tambak udang intensif dan diisi dengan keong bakau sebanyak 6 ekor untuk perlakuan B, 12 ekor untuk perlakuan C, dan 18 ekor untuk perlakuan D. Pada setiap masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah pertumbuhan dan kelulushidupan keong bakau, serta kualitas air dan analisis proksimat sebagai parameter penunjang. Parameter utama yang diukur adalah pertumbuhan mutlak dan tingkat kelulushidupan. Sedang kualitas air dan analisis proksimat merupakan parameter pelengkap. Untuk perlakuan B diperoleh kelulushidupan 0%, perlakuan C 16,6% dan perlakuan D 22,2% sedang perlakuan A 0% dan hanya sebagai kontrol. Dari hasil yang didapat ini menunjukkan bahwa dengan perbedaan jumlah keong bakau dan limbah tambak udang yang digunakan tidak berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupannya. Sedang pada rata-rata pertumbuhan mutlaknya diperoleh data untuk perlakuan B = 0,25 gr, perlakuan C = 1,33 gr, dan perlakuan D = 3,2 gr. Hal ini juga menunjukkan bahwa perbedaan kepadatan keong dan kualitas air memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap pertumbuhannya. Pertumbuhan yang paling besar terletak pada perlakuan D. Hal yang diduga menjadi hambatan keong tidak dapat berkembang secara optimal karena adanya faktor dari luar yang mempengaruhi. Sedang untuk kualitas airnya kenaikan dan penurunannya tidak terlalu mencolok, untuk analisa proksimat didapatkan data BK mengalami kenaikan 0,05%, kadar air mengalami penurunan 0,05%, abu mengalami penurunan 2,86%, bahan organik naik 6,97%, protein kering naik 1,25%, lemak kasar naik 2,34% dan serat kasar turun 5,59%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan tingkat pertumbuhan dan kelulushidupan yang lebih baik terjadi pada perlakuan D. Disarankan untuk mengambil limbah yang belum mengalami penguraian bakteri yang mungkin akan mendapatkan hasil yang lebih baik. 
Institution Info

Universitas Muhammadiyah Malang