DETAIL DOCUMENT
PROSES KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI KABUPATEN SUBANG (Studi Pada Masyarakat Pendatang Desa Pusakaratu Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang)
Total View This Week5
Institusion
Universitas Muhammadiyah Malang
Author
Perdana, Asri Apriani Putri
Subject
HE Transportation and Communications 
Datestamp
2016-03-31 04:34:06 
Abstract :
Desa Pusakaratu mengalami akulturasi budaya yang disebabkan oleh banyaknya pendatang yang memilih menetap di Desa Pusakaratu. Hal ini menimbulkan adanya dua bahasa utama yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Banyaknya pendatang dari Jawa membuat beberapa budaya Jawa dipercayai oleh masyarakat desa Pusakaratu. Sehingga menciptakan komunikasi antarbudaya antara masayarakat pendatang dan masyarakat lokal. Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda latar belakang budaya. Selain itu komunikasi antarbudaya juga bisa diartikan sebagai proses pengalihan pesan yang dilakukan seseorang melalui saluran tertentu kepad orang lain yang keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan mengahasilkan efek tertentu. Setiap masyarakat pun memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda. Untuk menggambarkan komunikasi antarbudaya pada masyarakat pendatang dan masyarakat lokal maka peneliti menggunakan metode deskriptif. Untuk teknik pengumpulan datanya, peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah masyarakat pendatang dan masyarakat lokal Desa Pusakaratu Peneliti mewawancarai masyarakat pendatang dan masyarakat lokal. Kemudian, peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk keabsahan data. Hasil dari penggalian, penyajian dan pembahasan data diperoleh gambaran bahwa masyarakat pendatang dan masyarakat lokal berkomunikasi masih menggunakan bahasa Indonesia dan terkadang masyarakat pendatang masih menyelipkan bahasa asli mereka ketika berkomunikasi dengan masyarakat lokal. Akulturasi yang dialami masyarakat di Desa Pusakaratu juga menimbulkan kebudayaan yang lebih dominan. Kebudayaan yang lebih dominan adalah kebudayaan dari masyarakat Jawa, hal ini disebabkan oleh masyarakat pendatang dari Jawa sangat banyak dan kebudayaan sunda menjadi kebudayaan yang lemah. Selain itu terdapat sterotip antara masyarakat sunda dan masyarakat jawa. 
Institution Info

Universitas Muhammadiyah Malang