DETAIL DOCUMENT
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DALAM PENINGKATKAN PEREKONOMIAN LOKAL (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Pada Sentra Industri Batik di DesaTanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan)
Total View This Week5
Institusion
Universitas Muhammadiyah Malang
Author
Marzuki, Achmad
Subject
JS Local government Municipal government 
Datestamp
2016-05-31 09:55:45 
Abstract :
Perkembangan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Bangkalan terbilang mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. Salah satu usaha mikro kecil dan menengah yang dimiliki Kabupaten Bangkalan sebagai penggerak perekonomian masyarakat khususnya masyarakat pedesaan adalah industri batik. Usaha kecil ini banyak tersebar di Desa Tanjung Bumi sekaligus menjadi kebanggaan daerah kabupaten Bangkalan. Motif dan warna yang tertuang di dalam kain panjang itu, merefleksikan karakter masyarakatnya. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan selaku utusan pemerintah yang menangani masalah Usaha Kecil dan Menengah, mengadakan pelatihan dan perlindungan terhadap Batik. Fokus penelitian ini ditekankan pada: (1) Pengembangan sumber daya manusia (2). Bantuan peralatan penunjang produksi (teknologi) (3) Kemudahan pengurusan perizinan. (4) Promosi pemasaran (5) Permodalan, dan keberhasilan program pemberdayaan. Sedangkan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana peran pemerintah (DISPERINDAG) dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan? (2) Bagaimana hubungan pemerintah (DISPERINDAG) dengan masyarakat dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan ? Pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pemberdayaan, dimana faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pemberdayaan antara lain meliputi: obyek yang diberdayakan, sasaran materiil, dan sasaran fomal, desain pemberdayaan, subyek pemberdayaan, materi pemberdayaan, budaya pemberdayaan, struktur pemberdayaan, dan iklim pemberdayaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara mendalam serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil analisis data yang diperoleh sebagai berikut :(1). Peran pemerintah (DESPERINDAG) dalam pemberdayaan UMKM pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi adalah dengan dilakukan studi banding ke Bali sekaligus pelatihan untuk kualitas manajemen SDM dan SDA. Selain itu diberikan pada UMKM berupa peralatan seperti alat produksi sekaligus dibuatkan webset untuk pengrajin dan usaha agar dapat bersaing dengan produk daerah lain, dan yang terpenting para pengrajin batik tidak buta teknologi. Hal ini dilakukan dengan kerja sama dengan Bang Jatim lalu disosialisasikan kepada masyarakat agar dapat mengikuti pameran, seperti diadakan di Gramedia Surabaya, Solo, Semarang, dan Jakarta. Jika masyarakat atau pengrajin batik memenuhi kriteria langsung diberikan bantuan pengkriditan dengan bunga kecil 6% dalam satu tahun. Walaupun selama ini tidak ada bantuan modal bagi pengrajin batik dari pemerintah dan yang memberi modal adalah pengusaha batik yang melakukan kerjasama dengan pengrajin sendiri dan pengrajin mendapatkannya dari pegusaha batik tersebut. Keberadaan UMKM Kabupeten Bangkalan, khususnya di Desa Tanjung Bumi ini sangat membantu untuk mengurangi jumlah penduduk miskin di desa Tanjung Bumi dikarena adanya pengrajin batik yang merekrut pegawai dan dilibatkan dalam setiap pameran atau pelatihan (ukir dan manajemen). (2) Hubungan pemerintah (DESPERINDAG) dengan masyarakat dalam pemberdayaan UMKM pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi selama ini kurang terjalin dengan baik denga industri kecil yang tidak pernah memberikan dukungan atau motivasi kepada industri kecil. Pemerintah daerah hanya aktif berhubungan dengan pengusaha besar yang telah menghasilkan produk yang banyak. Hal ini berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Bidang Usaha Industri bahwa UMKM sudah difasilitasi oleh pemerintah daerah. Berkaitan dengan peningkatan akses UMKM kepada Perbankan, pemerintah daerah telah mengupayakan peningkatan kualitas pendamping UMKM dengan memberikan pelatihan dan bimbingan teknis kepada pendamping UMKM baik yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil maupun pendamping UKM yang merupakan lembaga swasta (BDS). Tolak Ukur Keberhasilan Program Pemberdayaan terhadap UMKM adalah terlihat pada menurunnya jumlah pengangguran akibat terserapnya tenaga kerja yang direkrut sebesar 40 pekerja batik 20 pekerja tetap di pesona batik di luar lebih dari 200 pekerja yang tidak langsung dapat mengurangi jumlah penduduk miskin di Desa Tanjung Bumi sudah dapat berkembang dan rata-rata bisa mandiri dari pendapatan batik itu sendiri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa DESPERINDAG selalu melakukan pendampingan terhadap kualitas manajemen SDM dan SDA seperti diberikannya peralatan alat produksi batik dan dibuatkan webset yang bekerja sama dengan Bang Jatim. UMKM di Desa Tanjung Bumi cukup efektif dalam mengurangi jumlah penduduk miskin yang rata-rata bisa mandiri dari pendapatan batik itu sendiri. Walupun selama ini hubungan DESPERINDAG dengan indu 
Institution Info

Universitas Muhammadiyah Malang