DETAIL DOCUMENT
KAJIAN KESESUAIAN LAHAN MANGROVE SEBAGAI PENGEMBANGAN SILVOFISHERY DESA BUDENG, KABUPATEN JEMBRANA, BALI
Total View This Week3
Institusion
Universitas Muhammadiyah Malang
Author
FITRIAWATI, AJENG NURUL
Subject
SD Forestry 
Datestamp
2017-12-05 07:55:05 
Abstract :
Salah satu nilai penting mangrove sebagai sebuah ekosistem dapat dilihat dari fungsinya sebagai daerah asuhan (nursery ground), tempat berlindung dan berkembangbiak biota laut seperti ikan, udang, kepiting serta berbagai jenis mollusca dan crustacea (Santoso, 2000). Keberadaan vegetasi mangrove dalam kolam tambak dapat disatukan dengan pengembangan silvofishery. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan (16 Januari-16 Februari 2017). Tujuannya untuk : 1) mengkaji vegetasi mangrove di areal bekas tambak, 2) mendeskripsikan kondisi lahan mangrove (suhu, salinitas, ketebalan lumpur, pH, kandungan NPK tanah) untuk silvofishery yang ada di Desa Budeng, Kabupaten Jembrana, Bali. Metode sensus dengan kombinasi jalur berpetak digunakan untuk memperoleh data mangrove. Peubah pengamatan meliputi tanah, air, fauna, dan vegetasi mangrove. Data-data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif sesuai kriteria lahan untuk pengembangan silvofishery. Hasil sensus vegetasi diketahui terdapat tiga jenis mangrove yaitu Bruguiera gymnoriza Lamk, Avicennia marina (Forst) Vierh, dan Rhizopora mucronata Lamk. Jenis yang paling dominan yaitu R. mucronata Lamk dengan kerapatan relatif dan INP tingkat pohon sebesar 1%. Hasil pengukuran dan uji in-situ habitat mangrove menunjukkan nilai rerata suhu sebesar 25°C, nilai rerata ketebalan lumpur sebesar 58,3 cm, nilai rerata salinitas sebesar 20,3%. Nilai rerata pH air sebesar 7,5 sedangkan nilai rerata pH untuk tanah sebesar 7. Uji ex-situ habitat mangrove untuk kandungan NPK tanah menunjukkan nilai rerata N total 0,23%, nilai rerata P tersedia 47,67 ppm, dan nilai rerata K tersedia sebesar 3,19 me.100gr. Nilai N total termasuk kategori sedang, nilai P tersedia dan nilai K tersedia termasuk dalam kategori tinggi. Hasil pengukuran suhu, ketebalan lumpur, salinitas, dan pH masih dapat mendukung pengembangan silvofishery, sedangkan jenis binatang akuatik yang dapat dikembangkan dengan kondisi tersebut yaitu kepiting bakau (Scylla serrata) dan udang. 
Institution Info

Universitas Muhammadiyah Malang