Abstract :
Konseling individu adalah salah satu jenis layanan yang diberikan oleh
guru Bimbingan dan Konseling di SMK Muhammadiyah 3 Metro dalam upaya
penyelesaian masalah.Fungsi dari layanan konseling yang dilakukan adalah
pemahaman dan pengentasan masalah peserta didik.Masalah interpersonal
yang melibatkan teman sebaya perlu segera ditangani.Hal ini karena teman
sebaya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan potensi
peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan konflik interpersonal
antar teman sebaya yang terjadi pada peserta didik SMK Muhammadiyah 3
Metro. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan
deskriptip kualitatif. Adapun alat pengumpul data dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa datanya yaitu penalaran
induktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Konflik
interpersonal antar teman sebaya yang terjadi pada peserta didik SMK
Muhammadiyah 3 Metro, yaitu terdapat siswa yang sering berkelahi dikelas,
bentrok dengan siswa lain sekolah, caci maki dengan temannya, siswa yang
banyak absen, yang sering kabur pada jam pelajaran berlangsung dan siswa
yang kurang mampu untuk menerima pendapat dari orang lain, serta timbulnya
kesalahpamahan antar siswa dari media sosial. Pelaksanaan layanan konseling
individu untuk menangani konflik interpersonal antar teman sebaya peserta didik
SMK Muhammadiyah 3 Metro sudah berjalan dengan baik. Hasil layanan
konseling individu untuk menangani konflik interpersonal di SMK Muhammadiyah
3 Metro, yaitu dengan diterapkannya layanan konseling individual kepada siswa
maka siswa dapat bersosialisasi dengan orang lain berubah menjadi lebih baik
dari sebelumnya, sehingga siswa tersebut mulai memunculkan perilaku-perilaku
yang diinginkan. Serta dengan diberikannya layanan konseling individual kepada
siswa untuk mengatasi konflik terhadap perubahan pada diri siswa tersebut dan
kematangan emosionalnya meningkat untuk memikirkan apa yang akan dia
perbuat agar tidak merugikan dirinya dan tidak menyebabkan konflik. Siswa lebih
dapat mengendalikan emosi dan lebih dapat menangani dengan dewasa setiap
permasalahan tanpa berprilaku kasar dan dapat menghargai orang lain.