Abstract :
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan memberikan manfaat Bagi berbagai pihak, antara lain : pimpinan perusahaan, manajemen, kreditur, investor, dan pemerintah. Diantara teknik analisis yang ada, yang sering digunakan adalah analisis rasio untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial atau lebih serta untuk mengetahui tingkat likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas dari perusahaan. Sumber data rasio berasal dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba.
Pengelolaan air minum di Kabupaten Boyolali dikembangkan sejak tahun 1960 oleh Pemerintah Daerah, Pada tahun 1966.1967 dilakukan pemanfaatan bak-bak pengendap air bekas pabrik kopi di Tampir (Musuk), Pada tahun 1970-1976 Pemerintah Daerah Kab. Boyolali melaksanakan program Proyek Rehabilitasi dan Ekstensifikasi Sistem Penyediaan air Bersih. Untuk menjamin kelancaran tugas Pengelolaan Sarana Penyediaan Air Minum tersebut, maka pada tahun 1978 dengan Perda No. 2 tahun 1978 dibentuk suatu badan pengelolaan yang bernama Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Boyolali. Perangkat perlengkapan berupa Surat keputusan Bupati Boyolali diperkuat dengan Perda No. 2 tahun 1994 tentang ketentuan pokok Badan Pengawas, Direksi dan Kepegawaian.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program S-1 penulis memilih judul “ Analisis Rasio Sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Di Kabupaten Boyolaliâ€. Tujuan dari penulisan penelitian tersebut untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan PDAM Boyolali selama lima tahun yaitu dari tahun 2004-2008 ditinjau dari aspek keuangan, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM. Hasil dari penelitian tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program kerja perusahaan.
Sebagai kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, kinerja keuangan PDAM Boyolali dari tahun 2004-2008 adalah 44, 39, 32, 37, 39. Dari tahun 2004-2008 nilai kinerjanya melebihi angka 33,75 termasuk kategori baik sekali, kecuali untuk tahun 2006 yang hanya 32 dan itu termasuk pada kategori yang kedua yang berarti termasuk kategori baik. Namun tingkat kinerja aspek keuangan PDAM Kabupaten Boyolali dari tahun 2004-2008 secara umum cenderung berfluktuasi dengan nilai kinerja tahun 2004 mencapai 44, menurun menjadi 39 di tahun 2005, kemudian tahun 2006 menurun kembali menjadi 32, untuk tahun 2007 mulai mengalami kenaikan menjadi 37 dan tahun 2008 naik kembali menjadi 39. Penurunan tersebut disebabkan karena terjadinya penurunan laba perusahaan dan bertambahnya hutang jangka panjang. Dari 10 indikator kinerja keuangan semuanya sudah baik, dalam arti perolehan nilai kinerja setiap tahunnya sudah menunjukkan nilai baik dari tahun 2004-2008. Akan tetapi besarnya pengeluaran operasional masih menunjukkan jumlah yang sangat tinggi yaitu meliputi biaya operasi dan biaya pemeliharaan serta penyusutan aktiva tetap.