Abstract :
Perencanaan agregat memungkinkan perusahaan untuk menyusun suatu cara pemanfaatan
sumber daya perusahaan secara optimal, agar dapat mencapai kapasitas yang efektif dan efisien
yang dibuat berdasarkan ramalan permintaan di masa yang akan datang. Pabrik tahu PT.
Langgeng merupakan pabrik tahu yang mempropduksi tahu putih dan tahu goreng. Pabrik ini
masih masih bergerak secara tradisional tanpa adanya pembukuan dan perencanaan yang jelas.
Peramalan permintaan dan perencanaan agregat dibuat untuk meramalkan produksi periode
selanjutnya dengan menyesuaikan jumlah tenaga kerja agar produksi tahu di pabrik tahu PT.
Langgeng menjadi efisien. Metode peramalan yang digunakan dipilih melalui hasil MAPE paling
kecil metode yang terpilih yaitu winter multiplicative method dengan nilai MAPE 6,5 untuk tahu
putih dan 6,6 untuk tahu goreng. Dalam perencanaan agregat, level strategy dipilih karena
menghasilkan total rencana produksi terendah yaitu sebesar Rp. 1.065.350.000.
Aggregate planning allows companies to devise a way of utilizing
company resources optimally, in order to achieve effective and efficient capacity
based on forecasts of future demand. Tofu factory PT.
Langgeng is a tofu factory that produces white tofu and fried tofu. This factory
still moving in a traditional way without clear accounting and planning.
Demand forecasting and aggregate planning are made to forecast period production
then by adjusting the number of workers so that the production of tofu at the tofu factory, PT.
Lasts to be efficient. The forecasting method used was selected through the most reliable MAPE results
small method chosen is the winter multiplicative method with a MAPE value of 6.5 to know
white and 6.6 for fried tofu. In aggregate planning, the strategy level is chosen because:
resulted in the lowest total production plan of Rp. 1,065,350,000.